JAKARTA - Otoritas Moneter Singapura ( MAS), telah "berhati-hati mempertimbangkan" untuk menambahkan pembatasan yang dapat memengaruhi cara investor ritel menangani kripto. Hal ini terungkap dari salah satu menteri senior pemerintah negeri jiran itu.
Menurut catatan parlemen yang diterbitkan pada Senin, 4 Juli, menteri senior Singapura dan Ketua MAS Tharman Shanmugaratnam, mengatakan pengawas keuangan dapat mempertimbangkan untuk “menempatkan batasan pada partisipasi ritel” untuk investor crypto serta memperkenalkan aturan tentang penggunaan leverage untuk transaksi crypto.
Shanmugaratnam juga menyerukan kejelasan peraturan di antara regulator keuangan di seluruh dunia, “mengingat sifat pasar cryptocurrency yang tanpa batas.”
MAS today reprimanded Three Arrows Capital Pte. Ltd. for providing false information to MAS, and exceeding the assets under management threshold allowed for a registered fund management company. #enforcement #regulations
Read in full: https://t.co/LXWKTCTymO
— MAS (@MAS_sg) June 30, 2022
Pada bulan Januari, MAS melarang penyedia layanan crypto untuk beriklan atau melakukan pemasaran di ruang publik. MAS, juga berada di belakang peraturan untuk menutup ATM kripto di Singapura. Mereka beranggapan layanan itu yang telah menunjukkan jika “perdagangan cryptocurrency digambarkan dengan cara yang meremehkan risikonya.”
Menurut MAS, Undang-Undang Layanan Pembayaran Singapura telah memberdayakan regulator untuk memberlakukan pembatasan tambahan pada penyedia layanan kripto. Ini untuk memastikan perlindungan konsumen yang lebih baik, dan untuk menjaga stabilitas keuangan dan menjaga kemanjuran kebijakan moneter.
BACA JUGA:
Pengawas keuangan mengatakan bahwa “peristiwa baru-baru ini”, yang kemungkinan mengacu pada volatilitas ekstrim dalam harga mata uang kripto utama termasuk Bitcoin (BTC), menyoroti risiko investasi kripto.
Pada 30 Juni, MAS menegur Three Arrows Capital karena diduga “memberikan informasi palsu dan melebihi aset di bawah ambang batas manajemen.” Perusahaan yang berbasis di Singapura itu mungkin menghadapi likuidasi di tengah laporan gagal memenuhi margin call dari pemberi pinjamannya.
Di tengah penurunan pasar, MAS terus mempertimbangkan untuk memberikan lampu hijau peraturan kepada perusahaan yang menangani aset digital di Singapura. Pada bulan Juni, regulator keuangan memberikan Crypto.com persetujuan prinsip, yang memungkinkan pertukaran crypto tersebut untuk menyediakan layanan pembayaran tertentu di negara tersebut.
Perusahaan Crypto termasuk Bitstamp Limited, Coinbase Singapore dan Gemini Trust telah diberikan pengecualian untuk memiliki lisensi di Singapura. Sementara Binance mengumumkan rencana untuk menutup operasinya di negara tersebut pada bulan Februari tahun depan.