JAKARTA – Baru-baru ini Ripple (XRP) mengumumkan kontes CBDC Innovate, di mana pengembang dapat membangun aplikasi terdesentralisasi (DApps) yang dioperasikan di blockchain Ripple, XRP Ledger (XRPL). Kontes tersebut diumumkan oleh event kompetisi pemrograman, Hackhaton.
Untuk mengikuti kontes tersebut, para kontestan diharuskan untuk membangun atau memperbarui fintech atau solusi pembayaran dalam satu dari tiga kategori. Kategori pertama berfokus pada interoperabilitas, dan pengembang diharapkan mengajukan solusi yang memungkinkan mata uang digital bank sentral (CBDC) untuk beroperasi dengan aset digital lainnya seperti stablecoin dan NFT.
Kategori kedua berfokus pada retail-facing, dan kontestan diharapkan membangun antarmuka yang memungkinkan pengguna berinteraksi dengan CBDC. Kategori terakhir mencakup inklusi keuangan, dan pengembang harus mengajukan solusi yang dapat memanfaatkan keunggulan mata uang digital semacam itu, menurut laman U.Today.
Berdasarkan laman resmi Hackathon, masing-masing peserta harus mengirimkan solusi mereka terkait CBDC sebelum tanggal 25 Agustus 2022. Kemudian pemenang kontes CBDC Innovate akan diumumkan pada 8 September 2022. Kompetisi ini terbuka untuk pengembang di semua wilayah kecuali Brasil, Krimea, Kuba, Iran, Korea Utara, Quebec , Rusia, dan Suriah.
BACA JUGA:
Ripple Dukung Inovasi CBDC
Di sisi lain, Ripple terus berinvestasi besar-besaran dalam solusi CBDC karena semakin banyak negara mempertimbangkan untuk meluncurkan produk semacam itu. Perusahaan memiliki platform khusus berdasarkan teknologi XRP Ledger yang memungkinkan bank sentral mencetak, mengelola, bertransaksi, dan meluncurkan CBDC.
Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlan negara dan bank sentral berupaya mengembangkan CBDC-nya masing-masing. Itu ditujukan untuk membendung pergerakan mata uang kripto yang masif di kalangan masyarakat global. Salah satu negara yang terlebih dahulu menerbitkan mata uang digital sendiri adalah China dengan yuan digitalnya.
Kendati begitu, CBDC mengadopsi teknologi yang digunakan oleh cryptocurrency yakni blockchain. Tidak berhenti sampai di situ, Ripple telah bekerja sama dengan berbagai bank di seluruh dunia untuk meyediakan layanan pengembangan CBDC. Pada September 2021, ia bermitra dengan Bhutan untuk menguji coba CBDC negara itu. Kolaborasi ini memungkinkan Bhutan untuk menjalankan mata uang digitalnya di platform CBDC Ripple untuk pembayaran ritel, lintas batas, dan grosir.
Meski tengah berseteru dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Ripple sama sekali tidak goyah. Adopsi teknologi dan ekspansi perusahaan justru semakin menguat seiring berjalannya waktu.