JAKARTA – Starliner, pesawat antariksa milik Boeing, akhirnya diluncurkan ke orbit pada Rabu, 5 Juni lalu. Pesawat ini lepas landas dari Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral menggunakan roket Atlas V ULA.
Sebagai misi uji penerbangan berawak pertama, Starliner membawa dua astronot NASA ke luar angkasa, yaitu Butch Wilmore dan Suni Williams. Kedua astronot ini akan membantu tim teknisi dalam memeriksa atau memverifikasi kinerja Starliner.
Wilmore dan Williams akan menguji sistem kendali lingkungan, tampilan dan sistem kendali, melakukan manuver pendorong, dan menguji sistem lainnya selama penerbangan. Setelah menguji Starliner, kedua astronot ini akan mendarat di stasiun luar angkasa.
Tak lama setelah peluncuran Starliner dilakukan, Administrator NASA Bill Nelson mengonfirmasi bahwa peluncuran berjalan dengan baik dan dua astronot NASA sedang melakukan uji penerbangan. Misi kolaborasi NASA dan Boeing ini akan membuka babak baru eksplorasi.
"Penerbangan luar angkasa manusia adalah tugas yang berani, namun itulah mengapa hal ini layak dilakukan. Ini adalah saat yang menyenang kan bagi NASA, mitra komersial kami, dan masa depan eksplorasi," kata Nelson, dikutip pada Kamis, 6 Juni.
Sementara itu, Manajer Program Kru Komersial Boeing Mark Nappi mengatakan bahwa peluncuran Starliner sesuai dengan apa yang NASA dan Boeing harapkan. Dimulai dari pemisahan roket hingga penerbangan ke orbit, semuanya berjalan dengan lancar.
BACA JUGA:
"Uji Penerbangan Kru Boeing berada tepat di jalurnya,” kata Nappi. "Semua orang fokus untuk memberikan Suni dan Butch pengendaraan yang aman, nyaman, dan menjalankan misi pengujian yang sukses dari awal hingga akhir.”
Starliner diharapkan mendarat di pelabuhan modul Harmony yang ada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sekitar sehari setelah peluncuran. Pesawat ini akan berada di laboratorium orbital selama satu minggu hingga Wilmore dan Williams menyelesaikan tugasnya.