Bagikan:

JAKARTA – Uji terbang berawak dari misi Starliner tidak berjalan dengan baik dan jauh dari harapan NASA serta Boeing. Pasalnya, pesawat antarika ini mengalami beberapa masalah hingga terjebak di stasiun luar angkasa.

Pesawat Starliner diluncurkan pada 5 Juni dan seharusnya menetap di orbit selama delapan hari. Namun, karena beberapa masalah teknis, Astronot NASA, Suni Williams dan Butch Wilmore, harus tinggal lebih lama di stasiun luar angkasa tanpa tanggal kepastian.

Awalnya, Williams dan Wilmore ditargetkan untuk kembali ke Bumi pada 18 Juni, tetapi tanggal kepulangan ini mengalami perubahan hingga dua kali karena perbaikan teknis yang belum selesai. Setelah menetapkan tanggal 25 Juni, waktu kepulangannya kembali ditunda.

Dalam pengarahan terbaru, NASA dan Boeing mengatakan bahwa pesawat Starliner beserta awak pesawatnya bisa pulang pada akhir Juli. Mereka berhasil menghidupkan empat dari lima pendorong yang sempat mati karena kebocoran helium.

Steve Stitch, Manajer Program Kru Komersial NASA, menjelaskan bahwa para teknisi berusaha meniru kondisi yang dialami pendorong pesawat untuk memecahkan masalahnya. Sayangnya, masalah pada sistem pendorong Starliner sulit untuk ditiru.

"Suhu yang dapat kami capai tidak seperti yang kami harapkan berdasarkan data penerbangan," kata Steve, dikutip dari Spacenews. Steve mengatakan bahwa para teknisi menggunakan pemanas untuk mengetahui kondisi termal pendorong, tetapi mereka gagal.

Meski masalah pada sistem pendorong belum bisa dipecahkan, Steve mengatakan bahwa mereka bisa memulangkan Williams dan Wilmore saat ini. Namun, karena situasinya tidak darurat, NASA dan Boeing akan menunggu hingga uji darat selesai.

"Kami akan bekerja secara metodis melalui proses kami," ujar Steve. Uji darat yang dilakukan para teknisi ini akan terus didukung oleh NASA dan Boeing hingga pesawat Starliner mendapatkan lampu hijau untuk lepas landas dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Untuk mencari solusi secepat mungkin, para teknisi mengerjakan puluhan uji darat menurut pertanyaan Wakil Presiden Boeing, Mark Nappi. Ia mengatakan bahwa para teknisi mengerjakan hampir 30 tindakan terkait dengan masalah pendorong dan kebocoran helium.

Meski pengujian tidak membuahkan hasil, misi uji penerbangan Starliner harus selesai sebelum pertengahan Agustus. Pesawat ini harus mengosongkan ISS sebelum Crew-9, misi kolaborasi antara NASA dan SpaceX, mendarat di stasiun antariksa tersebut.