Bagikan:

JAKARTA – Fitbit dan Pixel merupakan perangkat yang bisa menganalisis irama jantung selama penggunanya diam atau tertidur. Ketika ritme yang tidak teratur muncul, hal ini disebut sebagai fibrilasi atrium (AFib).

Kondisi ini menyerang puluhan juta orang di berbagai belahan dunia dan berpotensi meningkatkan risiko stroke hingga lima kali lipat. Oleh karena itu, AFib membutuhkan pengawasan langsung dari tenaga medis atau dokter yang berpengalaman.

Untuk mempermudah pengguna dalam mengontrol kesehatan mereka, data AFib di Fitbit bisa diekspor atau dibagikan secara terpisah dengan penyedia layanan. Meski tidak sulit untuk dilakukan, pengiriman data ini kurang efisien.

Dalam keadaan yang mendesak, pengguna Fitbit mungkin kesulitan membagikan data mereka. Maka dari itu, Google meluncurkan kemampuan baru di mana data AFib bisa diakses oleh mitra layanan kesehatan melalui Fitbit Web API.

Kapil Parakh, Pimpinan Medis Senior Google Health, menjelaskan bahwa fungsi dari Fitbit Web API ini sederhana. Mitra layanan kesehatan tidak perlu membuat aplikasi karena mereka bisa mengakses data pengguna secara langsung melalui API tersebut.

"Mereka dapat lebih mudah menggunakan data dari perangkat Fitbit di iOS dan Android dalam perawatan dan penelitian pasien," kata Kapil. "Ketersediaan titik akhir baru ini berarti orang bisa mendapatkan dukungan yang lebih proaktif terkait kesehatan mereka."

Dengan diluncurkannya Fitbit Web API, pihak rumah sakit bisa memasukkan data AFib dari perangkat Fitbit ke program kesehatan jantung penggunanya. Mereka bisa langsung menyiapkan pengujian medis untuk membuat diagnosis yang tepat.