Bagikan:

JAKARTA -Regulator keamanan siber Australia pada Rabu, 5 Juni memutuskan untuk menghentikan tuntutan hukum terhadap X Corp,  miliki  Elon Musk, terkait penghapusan video penusukan seorang uskup gereja Asyur di Sydney, setelah mengalami kegagalan bulan lalu di pengadilan federal.

Hakim Geoffrey Kennett pada  Mei menolak upaya komisioner eSafety untuk memperpanjang perintah sementara bagi platform media sosial tersebut untuk memblokir video serangan pisau, yang bagi otoritas Australia sebut sebagai serangan teroris.

Komisioner e-Safety Australia, Julie Inman Grant mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa regulator telah memutuskan untuk menghentikan tindakan hukumnya terhadap X.

"Sebagian besar warga Australia menerima bahwa jenis materi grafis seperti ini seharusnya tidak ada di televisi siaran langsung, yang menimbulkan pertanyaan yang jelas mengapa hal itu diperbolehkan untuk didistribusikan secara bebas dan dapat diakses secara online 24/7 oleh siapa pun, termasuk anak-anak," ujar Grant.

Dia mengatakan keprihatinan utama adalah kemudahan dengan mana anak-anak untuk dapat mengakses konten kekerasan di X.

Grant mengatakan dia awalnya memberi X pemberitahuan untuk menghapus video tersebut untuk mencegah "rekaman yang sarat kekerasan menjadi viral", yang berpotensi menghasut kekerasan lebih lanjut dan menyebabkan lebih banyak kerusakan pada masyarakat.

"Sayangnya, kami tidak bisa memerintahkan YouTube untuk memblokir video, meskipun kami telah meminta Google untuk melakukannya, dan video tersebut masih tersedia di platform lain," ucap Grant.

Seorang remaja berusia 16 tahun telah didakwa dengan tuduhan terorisme atas serangan yang diduga terjadi pada bulan April.

Perselisihan hukum ini telah memicu pertukaran kata-kata sengit antara Musk dan pejabat senior Australia termasuk Perdana Menteri Anthony Albanese, yang menyebut Musk "seorang miliarder yang arogan" karena keberatan Musk terhadap penghapusan video tersebut. Musk telah memposting meme yang mengkritik perintah regulasi, menggambarkannya sebagai sensor.

Sementara platform lain seperti Meta, TikTok, Reddit, dan Telegram, menarik video tersebut ketika diminta.

X telah memblokir pengguna Australia untuk bisa melihat postingan tersebut tetapi menolak untuk menghapusnya secara global dengan alasan bahwa aturan satu negara tidak boleh mengendalikan internet di negara lain.

Namun, regulator berpendapat bahwa pemblokiran geografis untuk warga Australia, solusi yang ditawarkan X, tidak efektif karena beberapa pengguna menggunakan jaringan pribadi virtual yang menyembunyikan lokasi mereka.