JAKARTA - Pemerintah Ukraina telah meminta bantuan perusahaan luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX, untuk mencegah Rusia menggunakan terminal Starlink-nya untuk komunikasi di wilayah yang diduduki oleh pasukan Moskow. Menteri pemerintah Ukraina mengungkapkan hal ini pada Senin, 19 Februari.
Terminal Starlink diterjunkan untuk membantu Ukraina setelah invasi Rusia pada Februari 2022 dan telah menjadi vital dalam komunikasi medan perang Kiev. Starlink menyatakan bahwa mereka tidak melakukan bisnis dengan pemerintah atau militer Rusia.
Kepala intelijen militer Ukraina, Kyrylo Budanov, mengatakan kepada Wall Street Journal bulan ini bahwa pasukan Rusia menggunakan ribuan terminal Starlink, setelah memperolehnya dari perusahaan swasta Rusia yang membelinya dari perantara.
BACA JUGA:
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov, mengatakan kepada televisi publik Suspilne bahwa otoritas Ukraina telah mencari tindakan dari SpaceX bahkan sebelum penggunaan terminal oleh Rusia menjadi terkenal.
"Kami menemukan sebuah algoritma dan membuat proposal kepada SpaceX dan sedang berkomunikasi dengan mereka untuk memastikan bahwa kasus-kasus seperti ini tidak terjadi," kata Fedorov. "SpaceX telah melakukan sesuatu yang serupa dengan pemerintah Israel."
Fedorov mengatakan Ukraina membutuhkan terminal untuk bekerja di semua area "karena teknologi khusus yang terkait dengan drone sedang digunakan. Ada cara lain agar Starlink kami berfungsi dan yang lain tidak. Kami sedang bekerja sama dengan SpaceX untuk ini."