JAKARTA - Pemerintah Israel mengumumkan pada Rabu 14 Februari bahwa mereka telah menyetujui penggunaan layanan satelit Starlink di sebuah rumah sakit lapangan di Jalur Gaza yang dilanda perang, serta di Israel untuk pertama kalinya.
"Otoritas keamanan Israel menyetujui penyediaan layanan Starlink di rumah sakit lapangan UAE yang beroperasi di Rafah," demikian pernyataan Kementerian Komunikasi.
"Koneksi Starlink yang rendah-latensi dan berkecepatan tinggi akan memungkinkan konferensi video dengan rumah sakit lain dan diagnosis jarak jauh secara real-time," tambah pernyataan tersebut.
Kementerian Komunikasi juga menyatakan bahwa Starlink - jaringan satelit dari pengusaha miliarder Elon Musk dan operator satelit terbesar di dunia - akan diaktifkan di Israel untuk pertama kalinya. "Penggunaan layanan perusahaan tersebut akan dibatasi pada awalnya dengan penggunaan yang lebih luas diharapkan pada masa depan," ungkap mereka.
Musk menyatakan dalam posting di platform media sosialnya X bahwa ia sangat menghargai langkah Israel tersebut, dengan harapannya dapat membantu baik warga Israel maupun warga sipil Palestina di Gaza.
BACA JUGA:
Lebih dari 28.000 orang telah tewas dan 68.000 terluka di Gaza selama kampanye militer pembalasan Israel terhadap kelompok Palestina militan Hamas yang menguasai enklaf tersebut menyusul serangan lintas batas mematikan mereka ke selatan Israel pada 7 Oktober, di mana mereka menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang.
Sebagian besar rumah sakit di Gaza telah ditutup, beberapa di antaranya langsung terkena tembakan artileri atau diserbu, dan yang masih berfungsi berada di bawah tekanan yang meningkat karena pasukan Israel semakin mendekat.
Israel mengatakan Hamas menggunakan fasilitas medis semacam itu sebagai perisai untuk tujuan militer. Israel menghadapi tekanan internasional yang meningkat untuk menunda serangan yang direncanakan di Rafah, tempat perlindungan terakhir bagi warga Palestina yang terdisplasemen di selatan Gaza.