Bagikan:

JAKARTA - Badan intelijen militer Ukraina pada Hari Minggu mengatakan, pasukan Rusia menggunakan terminal Starlink yang diproduksi oleh SpaceX milik Elon Musk untuk internet satelit yang mulai terlihat seperti penerapan "sistemik".

Dalam sebuah pernyataan, badan tersebut mengatakan terminal-terminal tersebut digunakan oleh unit-unit seperti Brigade Serangan Udara ke-83 Rusia, yang bertempur di dekat Kota Klishchiivka dan Andriivka di wilayah timur Donetsk yang sebagian diduduki.

"Kasus penggunaan perangkat tersebut oleh penjajah Rusia telah tercatat. Ini mulai bersifat sistemik," kata Direktorat Utama Intelijen (GUR) Kementerian Pertahanan Ukraina mengutip pernyataan juru bicara Andriy Yusov, melansir Reuters 12 Februari.

Pernyataan tersebut merupakan pernyataan resmi pertama Ukraina tentang dugaan penggunaan Starlink oleh Rusia.

Terminal-terminal tersebut digunakan untuk membantu Ukraina setelah invasi Rusia pada Februari 2022 dan sangat penting untuk komunikasi medan perang di Kyiv.

Dua sumber Pemerintah Ukraina mengatakan awal pekan lalu, penggunaan Starlink oleh Rusia telah terdeteksi di wilayah pendudukan Ukraina. Salah satu dari mereka mengatakan, mereka sedang berusaha mendapatkan data mengenai skala penggunaan tersebut.

GUR mengatakan pihaknya telah menyadap percakapan antara dua tentara yang mendiskusikan pendirian terminal. Mereka mengunggah apa yang dikatakannya sebagai klip audio pertukaran pesan di Telegram sebagai bukti.

Kendati demikian, GUR tidak mengatakan bagaimana terminal tersebut diperoleh oleh pasukan Rusia – apakah misalnya diperoleh dari luar negeri atau direbut dari pasukan Ukraina.

Sementara itu, Starlink mengatakan pihaknya tidak melakukan bisnis apa pun dengan pemerintah atau militer Rusia. Dalam unggahan Hari Minggu yang dibuat di X, Musk menuliskan, "Sejauh pengetahuan kami, tidak ada Starlink yang dijual secara langsung atau tidak langsung ke Rusia."

"Sejumlah laporan berita palsu mengklaim bahwa SpaceX menjual terminal Starlink ke Rusia," kata Musk di X.

"Ini sepenuhnya salah," lanjutnya.

Starlink mengatakan pada 8 Februari, terminalnya tidak aktif di Rusia dan SpaceX tidak pernah menjual atau memasarkan layanan tersebut di Rusia, atau mengirimkan peralatan ke lokasi di Rusia.

Dalam pernyataan yang diunggah di X, Starlink tidak mengatakan apa pun tentang kemungkinan penggunaannya di wilayah pendudukan Ukraina.

"Jika SpaceX mengetahui bahwa terminal Starlink digunakan oleh pihak yang terkena sanksi atau tidak sah, kami menyelidiki klaim tersebut dan mengambil tindakan untuk menonaktifkan terminal jika dikonfirmasi," katanya.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia tidak segera membalas permintaan komentar Reuters terkait hal ini.