JAKARTA - Perusahaan pertahanan Turki Baykar mulai membangun pabrik di dekat Kyiv, Ukraina yang direncanakan mempekerjakan 500 orang untuk memproduksi model drone militer Bayraktar TB2 atau TB3, kata kepala eksekutif perusahaan itu.
Drone Bayraktar buatan Turki menjadi terkenal secara global setelah digunakan oleh militer Ukraina, untuk membendung gerak maju militer Rusia dalam invasi yang dilakukan sejak Februari 2022, menghancurkan kendaraan lapis baja dan sistem artileri.
"Pabrik kami sedang dibangun. Kami memerlukan waktu sekitar 12 bulan untuk menyelesaikan konstruksi dan kemudian kami akan beralih ke mesin internal, peralatan, dan struktur organisasi," kata CEO Baykar Haluk Bayraktar di sela-sela Pameran Pertahanan Dunia di Riyadh, melansir Reuters 7 Februari.
"Pabrik di Ukraina adalah pabrik yang besar, kami berencana mempekerjakan sekitar 500 orang," tandasnya.
Lebih jauh Bayraktar mencatat, kapasitasnya akan berjumlah sekitar 120 unit setiap tahun, namun masih belum jelas apakah produksi di pabrik Ukraina akan fokus pada model drone TB2 atau TB3.
Ketika ditanya apakah masalah keamanan terkait dengan konflik yang sedang berlangsung akan menimbulkan kekhawatiran bagi pembangkit listrik tersebut, dia mengatakan rencana tersebut "sepenuhnya berjalan maju dan tidak ada" yang dapat menghentikan rencana tersebut.
Terpisah, Baykar mengatakan pihaknya telah menandatangani kesepakatan ekspor drone TB2 miliknya dengan 30 negara. Negara-negara tersebut termasuk Ukraina, Ethiopia, Libya dan Azerbaijan sejak 2018, menurut lembaga think-tank SIPRI.
Bayraktar juga mengatakan rencana perusahaan yang berbasis di Istanbul untuk memulai produksi di Arab Saudi dalam dua tahun ke depan sudah berjalan sesuai rencana.
BACA JUGA:
Pengumuman tersebut menyusul kesepakatan pada Bulan Juli untuk menjual Bayraktar Akinci, jenis drone lainnya, ke Arab Saudi dalam apa yang digambarkan Baykar sebagai kontrak pertahanan terbesar dalam sejarah Turki.
Bayraktar mengatakan bahwa, melihat tahun ini, perusahaan berencana untuk menggandakan produksi Akinci dalam negeri, yang berjumlah 36 unit pada tahun 2023, sementara output TB2 tidak akan berubah menjadi 230 unit.
Ini juga bertujuan untuk memproduksi model baru drone Kızılelma dan TB3 "dalam jumlah puluhan," tambahnya.