JAKARTA - Perusahaan startup bernama Prophetic mengumumkan rencana merilis bando AI bernama Halo seharga 2.000 dolar AS (Rp31,4 juta) pada tahun 2025. Bando ini dirancang untuk memberikan penggunanya kontrol tak tertandingi atas mimpi mereka selama tidur, yang dapat membantu pengguna mengatasi masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Bando ini menggunakan teknologi electroencephalography (EEG), yang merekam aktivitas listrik dalam otak, dan functional magnetic resonance imaging (fMRI) yang mengukur aktivitas otak dengan mengukur aliran darah.
Namun, para ahli belum yakin apa efek jangka panjangnya dan memperingatkan bahwa penggunaan suara frekuensi tinggi untuk merangsang otak dapat menghambat kemampuan kognitif kita untuk memproses ingatan jangka pendek.
BACA JUGA:
Para ahli khawatir mimpi lucid bisa memiliki efek negatif jangka panjang termasuk menyebabkan tingkat stres dan kecemasan yang meningkat.
“Hampir tidak ada yang membicarakan bahaya atau peringatan apa pun,” kata Nirit Soffer-Dudek, seorang peneliti psikologi klinis di Universitas Ben-Gurion di Negev, Israel, kepada BBC, berbicara tentang efek negatif dari mimpi lucid.