JAKARTA - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan bahwa jumlah misinformasi dan disinformasi pada kurang lebih dua pekan menjelang Pemilu 2024 jauh berkurang dibandingkan dengan tahun 2019.
“Ini bisa kita rasakan dari media sosial lalu informasi yang beredar lewat messenger misalnya, kalau dulu itu sangat gencar juga di grup-grup misalnya di WhatsApp lebih sedikit misinformasi maupun disinformasi yang menyebar,” kata Nezar dalam live YouTube FMB19ID_IKP bertajuk “Dewasa Berdemokrasi pada Pemilu 2024”.
Selain itu, Wamenkominfo juga menyebut beberapa perbedaan situasi menjelang Pemilu tahun ini dengan Pemilu sebelumnya, di mana saat ini tidak ditemukan lagi eksploitasi politik identitas ataupun mengeksplorasi isu-isu yang dapat memecah belah.
“Kita juga mencermati ada penurunan pemakaian politik identitas di dalam pemilu, kali ini dan kita juga cukup mengapresiasi hal itu, saya kira masyarakat kita juga semakin dewasa, semakin dewasa. Mungkin dengan pengalaman Pemilu dua kali Pilpres sebelumnya,” jelasnya.
Selain itu, dengan kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) yang semakin canggih setiap harinya, Nezar Patria mengaku konten palsu yang menggunakan AI generatif menjadi lebih sulit dibedakan.
BACA JUGA:
Namun, untuk mengantisipasi penyebaran hoaks di media sosial, Nezar mengatakan bahwa Kominfo aktif bekerja sama dengan stakeholder berbagai platform baik cetak televisi, online, baik juga radio juga dengan platform media sosial.
“Kita punya kerjasama yang cukup baik dengan platform media sosial, karena platform yang paling rentan penyebaran misinformasi dan disinformasi, karena pengguna media sosial atau pemilik akun media sosial mereka adalah konsumen informasi sekaligus juga bisa produsen informasi,” pungkas Nezar Patria.