Meta Ungkap AI Generatif Bisa Mengurangi Konten Negatif Selama Masa Pemilu Dunia
Nick Clegg, Presiden, Urusan Global Meta di World Economic Forum (foto: Meta) 

Bagikan:

JAKARTA - Saat ini teknologi kecerdasan buatan (AI) dan AI generatif, menjadi pedang dan perisai bagi seluruh masyarakat dunia, di mana AI generatif ini tidak hanya menghadirkan manfaat tetapi juga kekhawatiran. 

Dalam diskusi panel di World Economic Forum yang diselenggarakan di Davos, Swiss, Nick Clegg, Presiden, Urusan Global Meta mengungkapkan kekhawatirannya terhadap potensi penyalahgunaan alat AI generatif selama masa Pemilu. 

"Kami telah berdiskusi dengan para ahli tentang dampak kemajuan AI menjelang pemilu tahun ini, dan kami memiliki kebijakan yang dapat kami terapkan terlepas dari apakah konten dibuat oleh AI atau manusia,” kata Clegg.

Meskipun saat ini belum banyak negara yang memiliki regulasi yang menetapkan standar industri formal dalam penggunaan dan pengembangan AI, Meta mengambil langkah mandiri untuk membuat platformnya tetap aman. 

Salah satunya adalah, membantu orang-orang memahami kapan gambar tersebut dibuat dengan fitur AI Meta, menggunakan watermarking

“Saya dapat dengan mudah membayangkan dalam beberapa tahun ke depan, kita baru saja berbicara tentang watermarking pada konten sintetis. Saya dapat dengan mudah membayangkan suatu saat kita semua akan mencari watermarking untuk konten yang asli dan terverifikasi,” papar Clegg lebih lanjut. 

Menurutnya, alat watermarking ini bisa menghadirkan kepastian di internet, agar orang-orang yang melihat konten tersebut bisa membuktikan keaslian dari konten tersebut. 

Di Facebook, Clegg menyebutkan bahwa alat AI generatif mereka mampu mengurangi konten buatan AI atau hybrid content dengan signifikan. 

“Satu-satunya hal yang ingin saya katakan tentang AI, ya tentu saja AI generatif dapat mempercepat penerapan material sintetis dan sebagainya. Ini juga salah satu senjata terbaik, dalam platform distribusi seperti Meta, untuk benar-benar mengidentifikasi konten yang buruk,” jelasnya. 

Jadi jika Anda melihat, misalnya, prevalensi ujaran kebencian di Facebook saat ini, jelas Clegg, Anda mungkin hanya menemukan sebesar 0,01 persen saja. 

“Jumlahnya berkurang, jadi setiap 10.000 bit konten, Anda mungkin melihat sedikit ujaran kebencian. Penurunan ini sangat signifikan dalam dua tahun terakhir karena satu alasan saja, satu alasan saja, yaitu AI,” tegasnya. 

“AI telah menjadi alat yang sangat efektif, peningkatan dalam pengklasifikasian dalam mengejar hal-hal buruk. Jadi itu pedang dan perisai. Saya pikir kita perlu mengingat hal itu,” tutupnya.