JAKARTA – Ethereum (ETH), aset kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, mengalami proses pembakaran atau burning yang berfungsi untuk mengurangi suplai dari peredaran. Sekitar 9.001 ETH telah dilenyapkan dalam lewat mekanisme tersebut. Pembakaran terbesar dilakukan oleh bursa kripto terdesentralisasi (DEX) Uniswap. Proses pembakaran 9.001 ETH tersebut berlangsung selama 30 hari.
Dilansir UToday, proses pembakaran ETH ini merupakan dampak dari pembaruan terbaru Ethereum yang disebut EIP-1559. Pembaruan ini mengubah mekanisme biaya transaksi di jaringan Ethereum, sehingga sebagian biaya akan dibakar atau dihapus dari peredaran.
Uniswap, sebagai platform terdesentralisasi terpopuler, menangani banyak transaksi yang secara otomatis meningkatkan jumlah ETH yang dibakar. Pembakaran ini berfungsi sebagai faktor deflasi pada pasokan Ethereum, yang secara teori dapat meningkatkan nilai aset dalam jangka panjang.
BACA JUGA:
Namun, hubungan antara jumlah pembakaran dan pergerakan harga tidak selalu searah. Meskipun Uniswap berkontribusi besar pada pembakaran ETH, harga Ethereum tidak langsung naik. Dalam jangka panjang, mekanisme deflasi ini diharapkan dapat memberikan dukungan bagi harga ETH, karena penurunan pasokan, dengan asumsi permintaan tetap, seharusnya mengangkat nilai setiap ETH yang ada.
Kendati begitu, kelangkaan saja tidak cukup untuk menjamin kenaikan nilai. Ethereum juga harus mempertahankan kegunaan, adopsi, dan sentimen pasar yang positif. Saat ini, Ethereum menghadapi tantangan dari Solana, salah satu pesaing utama dalam ruang DeFi, yang menawarkan kecepatan dan biaya yang lebih rendah. Banyak pedagang yang tertarik dengan Solana karena volatilitas dan potensi keuntungannya.
Dari sudut pandang analisis teknis, harga Ethereum saat ini berada dalam kondisi sulit. Ethereum berjuang untuk mempertahankan level dukungan di $2.400 (sekitar Rp 37,5 juta). Jika level ini pecah, dukungan selanjutnya ada di $2.300 (sekitar Rp 35,9 juta), dekat dengan rata-rata bergerak 50 hari.
Jika level ini juga gagal bertahan, Ethereum bisa turun ke level psikologis $2.000 (sekitar Rp 31,2 juta). Di sisi lain, jika Ethereum bisa menembus resistensi di $2.500 (sekitar Rp 39 juta), itu bisa membuka peluang untuk menguji level tertinggi sebelumnya di $2.800 (sekitar Rp 43,7 juta).