Bagikan:

JAKARTA – Sebanyak 2 juta Ethereum berhasil dihancurkan dari peredaran melalui mekanisme burning yang dilakukan pengembang ETH. Ini adalah upaya peningkatan Ethereum Improvement Proposal atau EIP-1559 yang sudah diajukan sejak 2021 lalu. Secara otomatis 2 juta ETH tersebut lenyap dari peredaran.

Marketplace NFT OpenSea yang dibangun di atas jaringan Ethereum menjadi penyumbang terbesar dalam proses burning atau pembakaran tersebut. Kemudian diikuti oleh transfer ETH, platform pertukaran Uniswap, StrongBlock, Tether, dan lain-lain.

Laporan data dari Watch the Burn mengungkapkan bahwa jaringan Ethereum sudah menghancurkan lebih dari 2 juta ETH. Semuanya bernilai hampir 6 miliar dolar AS atau sekitar Rp86 triliun. Itu artinya pasokan mata uang kripto terbesar kedua setelah Bitcoin itu mengalami pengurangan besar-besaran.

EIP 1559 bisa dibilang salah satu peningkatan paling populer di blockchain Ethereum. Proposal pembakaran biaya yang memicu efek deflasi diterapkan musim panas lalu sebagai bagian dari hard fork London. Dalam tujuh bulan terakhir, sebagian besar ETH telah berkurang.

EIP-1559 membagi biaya transaksi di jaringan, yang sebelumnya ditujukan kepada para penambang, menjadi biaya dasar dan tip. Sementara biaya dasar dihancurkan, tipnya diberikan kepada para penambang, sebagaimana dilansir dari Dailycoin.

Selanjutnya Ethereum bakal melakukan peralihan dari mekanisme konsensus Proof of Work (PoW) yang memungkinkan penambangan ke mekanisme konsensus Proof of Stake (PoS) yang menghadirkan kemampuan staking. Transisi ini rencananya bakal dilakukan pada kuartal kedua tahun 2022 ini.

Jika rencana tersebut berhasil diimplementasikan, maka PoW akan dihentikan. Selain itu, seluruh blok yang ada di blockchain dikabarkan bakal diproduksi menggunakan jaringan PoS.