NASA Beri Kontrak Pembangunan Stasiun Antariksa Senilai Rp7,4 Triliun
Ilustrasi Stasiun Luar Angkasa Internasional (dok. NASA).

Bagikan:

JAKARTA – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akan memberikan kontrak Research, Engineering & Mission Integration Services-2 (REMIS-2) ke 12 perusahaan di Amerika Serikat.

Kontrak senilai 478 juta dolar AS atau sekitar Rp7,4 triliun ini akan diberikan ke Aegis Aerospace, Axient Corp, Cimarron Software Services, Consolidated Safety Services, JES Tech, KBR Wyle, Leidos, Metis, dan Oceaneering.

Selain itu, masih ada Tec-Masters, Teledyne Brown Engineering, dan Alabama University. Sebanyak 12 perusahaan ini akan mendukung program Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang sedang dikembangkan oleh NASA.

Dengan diberikannya kontrak tersebut, Aegis, Axient, JES Tech, hingga Alabama University akan menyediakan penerbangan luar angkasa, perangkat lunak dan keras, serta mempertahankan fungsi serta layanan teknik ISS.

Mereka juga akan membantu integrasi fasilitas muatan dan layanan operasi integrasi penelitian. NASA menjelaskan dalam keterangan resmi bahwa perusahaan yang terpilih akan menerima banyak penghargaan dan kuantitas tidak terbatas dengan harga tetap.

Kontrak REMIS-2 ini mulai berlaku pada Jumat, 12 Januari 2024 dan akan berakhir pada 30 September 2030. Dua belas perusahaan ini bisa memperpanjang kontrak, tetapi hanya sampai dua tahun setelahnya atau hingga 30 September 2032.

Dua belas perusahaan yang terikat dengan kontrak REMIS-2 bisa mengerjakan tugas mereka di berbagai fasilitas kontraktor. Lokasi kontraktor, subkontraktor, atau fasilitas vendor ditentukan oleh mereka selama sesuai dengan persyaratan yang diberikan NASA.