Apple Berusaha Hindari Aturan Port Pengisian Universal di India
Apple selama bertahun-tahun telah menawarkan port konektor lightning yang unik (foto: dok. pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Apple  telah memberi tahu pemerintah India bahwa target produksi lokal mereka akan terganggu jika New Delhi mengikuti Uni Eropa dan mensyaratkan agar iPhone yang sudah ada, memiliki port pengisian universal. Hal itu terungkap dalam  dokumen pemerintah yang menunjukkan bahwa raksasa teknologi AS itu sedang melakukan lobi untuk mendapatkan pengecualian atau penundaan.

India ingin menerapkan aturan Uni Eropa yang akan mengharuskan ponsel pintar memiliki port pengisian USB-C universal, dan telah berbicara dengan produsen tentang menerapkan persyaratan ini di India pada Juni 2025, enam bulan setelah batas waktu di Uni Eropa. Meskipun semua produsen termasuk Samsung  setuju dengan rencana India, Apple bersikeras menentangnya.

Apple selama bertahun-tahun telah menawarkan port konektor lightning yang unik pada iPhone-nya. Namun, Uni Eropa memperkirakan bahwa solusi satu charger dapat menghemat sekitar  271 juta dolar AS (Rp4,2 triliun) untuk konsumen, dan India mengatakan langkah ini akan mengurangi limbah elektronik dan membantu pengguna.

Dalam pertemuan tertutup pada 28 November yang dipimpin oleh kementerian IT India, Apple meminta pejabat untuk membebaskan model iPhone yang sudah ada dari aturan tersebut. Apple memperingatkan bahwa mereka akan kesulitan mencapai target produksi yang ditetapkan dalam skema insentif produksi terkait (PLI) India.

PLI adalah proyek kunci dari Perdana Menteri India, Narendra Modi, dan menawarkan insentif fiskal kepada produsen elektronik di India untuk investasi baru dan penjualan ponsel bertambah setiap tahun. Ini telah digunakan secara luas oleh pemasok Apple seperti Foxconn  untuk memperluas produksi iPhone di negara tersebut.

"Jika regulasi diterapkan pada model ponsel sebelumnya, mereka (Apple) tidak akan bisa mencapai target PLI," demikian kutipan dari eksekutif Apple dalam bidang kepatuhan peraturan dan produk saat menentang aturan tersebut.

Apple tidak memperkirakan dampak produksi dalam pertemuan tersebut, dan Kementerian IT India memutuskan untuk meninjau permintaannya dan membuat keputusan lebih lanjut menurut  dua orang sumber.

Apple,  dan Kementerian IT India, tidak merespon permintaan komentar dari media.

India dianggap sebagai medan pertumbuhan berikutnya bagi Apple setelah China. Analis terkenal Apple, Ming-Chi Kuo, memperkirakan 12-14% produksi iPhone pada tahun 2023 akan berasal dari India, di mana angka tersebut diperkirakan akan naik hingga 25% tahun depan.

Dalam hal pangsa pasar, Apple menyumbang 6% dari pasar ponsel pintar yang berkembang pesat di India, dibandingkan dengan hanya sekitar 2% empat tahun lalu. Pemasok Apple telah memperluas fasilitas mereka dan membuat sebagian besar model iPhone 12, 13, 14, dan 15 di India untuk penjualan lokal dan ekspor, perkiraan Counterpoint Research.

Hanya iPhone 15 yang memiliki port pengisian universal baru. Apple mengatakan kepada pejabat India dalam pertemuan tersebut bahwa "desain produk sebelumnya tidak dapat diubah."  

"Konsumen di pasar India  lebih suka membeli model iPhone lama yang biasanya harga menjadi lebih murah dengan adanya peluncuran baru, dan dorongan India untuk pengisi daya umum pada model lama dapat memukul target Apple," kata Prabhu Ram, Kepala Industry Intelligence Group di CyberMedia Research.

"Keberuntungan Apple di India secara utama terkait dengan iPhone generasi sebelumnya," katanya.

Aturan port pengisian Uni Eropa mulai berlaku pada Desember 2024, dan India menginginkan kepatuhan pada Juni 2025.

Apple memberi tahu pejabat bahwa mereka dapat mematuhi jangka waktu tersebut jika model yang sudah ada dikecualikan dari aturan tersebut, tetapi akan membutuhkan 18 bulan.

"Periode transisi alami harus diberikan ... dengan mempertimbangkan garis waktu desain produk," demikian kutipan dari eksekutif Apple.