Bagikan:

JAKARTA - Kebijakan Uni Eropa membuat Apple syok. Lantaran perusahaan teknologi asal Cupertino, California itu diminta untuk menggunakan konektor USB Type C pada perangkat Apple agar bisa dipasarkan di wilayah negara tersebut.  

Kebijakan ini akan mulai diberlakukan 'mengikat' pada Juli 2020 mendatang. Uni Eropa beralasan, penggunaan konektor universal serial bus (USB) Type C dapat mengurangi sampah elektronik. 

Sekalipun Apple bersikeras bahwa kebijakan tersebut kurang masuk akal, karena perangkat iPhone dan iPad saat ini tidak membutuhkan adapter Type C. Apple menilai kebijakan baru Uni Eropa tersebut, justru malah menghambat inovasi dalam produknya.

“Kami percaya bahwa peraturan yang memaksa kesamaan konektor pengisi daya pada ponsel akan menghambat inovasi bukan malah mendorongnya. Ini akan membahayakan konsumen di Eropa dan ekonomi secara keseluruhan," ungkap pihak Apple mengutip Gizchina, Rabu 5 Februari.

Perlu diketahui, semua produk Apple selama ini menggunakan konektor dan adapter berbasis port lightning. Namun beberapa di antaranya juga sudah mengadopsi penggunaan port USB Type C pada perangkat Macbook dan iPad Pro. 

Meski begitu, Apple merasa kebijakan yang memaksa semua perangkat elektronik di masa depan menggunakan satu port konektor yang sama, justru akan berdampak buruk pada perusahaannya. 

Sebab, Apple tengah bersiap untuk meningkatkan penjualan produknya di Uni Eropa. Dengan adanya adanya kebijakan ini, maka Apple harus membongkar kembali unit produk yang akan dijualnya dan mengganti konektor lightning ke USB Type C.

iPhone yang menggunakan port konektor lightning (Pexels/Pixabay)

Sejatinya, kebijakan Uni Eropa ini telah disusun sejak 10 tahun lalu. Berdasarkan rancangan undang-undangnya, mengharuskan semua perangkat yang dijual di wilayah negara tersebut menggunakan konektor yang dapat digunakan secara universal.

Berdasarkan hasil voting yang telah diambil oleh Parlemen Uni Eropa pada proposal minggu lalu, memperlihatkan hasil bahwa mayoritas anggota parlemen mendukung gagasan ini. Mereka juga meminta Apple untuk mulai menaai aturan tersebut.  

Jika Apple menolak, Uni Eropa mengancam akan memboikot semua produk Apple yang dijual di negara-negara itu. Uni Eropa merupakan pemasokan utama bagi perusahaan yang berbasis di Cupertino, California AS tersebut.

Menurut Copenhagen Economics yakni studi yang diprakarsai Apple juga menyatakan konsumennya akan mengalami kerugian hingga mencapai 1,5 miliar Euro. Bila Apple tidak segera merombak produk yang akan dijualnya di Uni Eropa. Angka itu disebut Apple sangat jauh dari kata untung, di mana hanya menghasilkan senilai 13 juta Euro saja.

"Kami percaya peraturan yang memaksa kesamaan di seluruh jenis konektor yang ada di semua smartphone menghambat inovasi daripada mendorongnya, dan akan membahayakan konsumen di Eropa dan ekonomi secara keseluruhan," ungkap Apple dikutip dari Apple Insider.

Jika dilihat dari banyaknya smartphone yang kini dijual di pasaran, hampir semua vendor memang telah mulai menggunakan konektor port USB Type C. Hanya sedikit di antaranya yang masih bertahan dan menggunakan konektor Type-B atau lebih dikenal dengan Micro-USB.