JAKARTA - Parlemen Eropa resmi menetapkan USB-C sebagai standar pengisian daya umum di Uni Eropa (UE). Semua perangkat seluler dengan pengisian daya hingga 100W yang dijual di wilayah tersebut harus dilengkapi dengan port USB-C pada akhir 2024.
Perangkat seluler itu termasuk ponsel, tablet dan earbud, begitu pun dengan laptop yang juga harus beralih pada 2026. Produk yang datang ke pasar sebelum tenggat waktu ini tidak akan terpengaruh.
"Di bawah aturan baru, konsumen tidak lagi memerlukan pengisi daya yang berbeda setiap kali mereka membeli perangkat baru, karena mereka akan dapat menggunakan satu pengisi daya tunggal untuk berbagai perangkat elektronik portabel berukuran kecil dan menengah," ungkap Parlemen Eropa dalam keterangan resminya.
"Terlepas dari produsennya, semua ponsel baru, tablet, kamera digital, headphone dan headset, konsol videogame genggam dan speaker portabel, e-reader, keyboard, mouse, sistem navigasi portabel, earbud dan laptop yang dapat diisi ulang melalui kabel , beroperasi dengan pengiriman daya hingga 100 Watt, harus dilengkapi dengan port USB Type-C," sambungnya.
Aturan baru ini, tentu saja mengorbankan salah satu raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), Apple. Di mana iPhone mereka menggunakan konektor daya Lightning yang berbeda.
Apple diperkirakan menjadi salah satu yang paling terpengaruh, tetapi analis juga mengatakan ada dampak positif karena dapat mendorong pembeli untuk membeli gadget terbaru perusahaan daripada yang tanpa USB-C.
Sebelumnya, Apple sudah memperingatkan bahwa aturan tersebut akan merusak inovasi dan menimbulkan pemborosan.
Sebagai informasi, aturan itu tidak akan membatasi penjualan produk yang dilengkapi Lightning saat ini seperti jajaran iPhone 14 atau AirPods Pro generasi kedua, tetapi itu akan memaksa perusahaan untuk beralih ke USB-C di masa depan.
Beberapa rumor menyebutkan, Apple sudah menguji iPhone USB-C yang mungkin tiba pada 2023, begitu juga dengan iPad entry-level.
Dalam hal ini, tidak hanya Apple yang akan terpengaruh tetapi mungkin juga berdampak pada Samsung, Huawei, dan pembuat perangkat lainnya.
Melansir The Guardian, Rabu, 5 Oktober, anggota parlemen UE memang mendukung reformasi mayoritas besar, dengan 602 suara mendukung dan hanya 13 menentang. Peraturan ini dimaksudkan untuk mengurangi limbah elektronik dengan membiarkan orang menggunakan pengisi daya yang ada untuk memberi daya pada perangkat baru.
BACA JUGA:
Selain itu, UE juga memiliki tujuan untuk menghilangkan penguncian teknologi yang membuat pengguna terikat pada format milik satu produsen. Pemungutan suara juga menetapkan harapan untuk dukungan pengisian cepat, perangkat akan menawarkan setidaknya 18W dari spesifikasi pengiriman daya USB-C.
Aturan tersebut telah dibahas selama bertahun-tahun dan didorong oleh keluhan dari pengguna iPhone serta Android bagaimana mereka harus beralih ke pengisi daya yang berbeda untuk perangkat yang dimiliki.
Perlu dicatat, undang-undang baru itu juga tidak mencakup perangkat keras di luar 100W, sehingga produsen tidak perlu menggunakan USB-C 2.1 (dengan pengiriman daya hingga 240W) untuk laptop berperforma tinggi.
Komisi Eropa, badan eksekutif UE, memperkirakan bahwa pengisi daya tunggal akan menghemat sekitar 250 juta euro setara Rp3,7 triliun untuk konsumen.