Bagikan:

JAKARTA – Program Artemis, misi pendaratan dan eksplorasi astronaut di Bulan, mendapatkan dukungan dari Angola. Negara itu menyampaikan dukungannya pada Kamis, 30 November lalu.

Badan Penerbangan dan Amerika Serikat (NASA) mengatakan bahwa Angola telah menandatangani Perjanjian Artemis. Penekenan ini dilakukan saat Presiden Angola João Lourenço berkunjung ke Gedung Putih untuk bertemu Presiden AS Joe Biden.

Dengan bergabungnya Angola di Perjanjian Artemis, kini NASA resmi didukung oleh 33 negara. Seluruh negara yang bergabung dalam Perjanjian Artemis, termasuk Angola, akan bekerja sama dalam menyukseskan misi Artemis.

“Perjanjian Artemis menetapkan serangkaian prinsip praktis untuk memandu kerja sama eksplorasi ruang angkasa antar negara, termasuk negara-negara yang berpartisipasi dalam program Artemis NASA,” tulis NASA dalam rilisnya.

Belum lama ini, misi Artemis NASA mendapatkan dukungan dari Bulgaria dan Belanda. Keduanya mengisi Perjanjian Artemis pada November lalu di tanggal yang berbeda. Saat itu, perwakilan negara sempat bertemu langsung dengan Administrator NASA Bill Nelson.

Tidak banyak informasi mengenai keikutsertaan Angola dalam rilis NASA kali ini. Pasalnya, Nelson tidak bisa bertemu langsung dengan Lourenço karena sedang berada di Uni Emirat Arab (UEA) untuk menghadiri Konferensi Para Pihak ke-28 (COP28) Konferensi PBB.

Namun, dari laporan Spacenews, diketahui bahwa Presiden Angola hanya berkunjung secara singkat ke Gedung Putih. Meski program luar angkasa di Angola masih terbilang kecil, Biden tetap menyambut baik dukungan tersebut.