JAKARTA – Mengikuti jejak Belgia dan Yunani, Uruguay memutuskan untuk bergabung ke dalam Perjanjian Artemis. Dengan keikutsertaan Uruguay, program Artemis kini didukung oleh 36 negara.
Upacara penandatanganan Perjanjian Artemis dilakukan di Markas Besar NASA pada Kamis, 15 Februari . Dalam acara tersebut, Administrator NASA, Bill Nelson, dan Menteri Luar Negeri Uruguay, Omar Paganini, menandatangani lembar perjanjian.
Selain Nelson dan Paganini, acara tersebut juga dihadiri Wakil Administrator NASA, Pam Melroy, Wakil Asisten Sekretaris Departemen Luar Negeri AS, Kevin Sullivan, Duta Besar Uruguay untuk AS, Andrés Augusto Durán Hareau, dan Duta Besar AS untuk Uruguay, Heide Fulton.
Nelson menyambut Uruguay sebagai anggota baru Perjanjian Artemis. Pejabat NASA itu mengaku senang dengan keterlibatan Uruguay karena negara di Amerika Selatan itu memiliki beberapa komitmen yang sama dengan AS.
“AS dan Uruguay mempunyai komitmen yang sama terhadap demokrasi dan perdamaian, dan sekarang, kami memperluas prinsip-prinsip ini ke dalam kosmos untuk berkomitmen terhadap eksplorasi ruang angkasa yang aman dan transparan," kata Nelson.
Sejalan dengan pernyataan Nelson, Paganini mengatakan kerja sama luar angkasa ini akan membangun babak baru dalam agenda bilateral. Oleh karena itu, Paganini merasa terhormat dengan kesempatan bergabung ke dalam Perjanjian Artemis.
“Kami yakin bahwa upacara penandatanganan ini bukanlah akhir dari segalanya, namun awal dari jalur bilateral baru berdasarkan kegiatan padat pengetahuan dan peluang baru bagi masyarakat kami," ungkap Paganini.
Belum lama ini, tepatnya pada 9 Februari, Yunani menjadi negara ke-35 yang mendatangani Perjanjian Artemis. Dengan bergabungnya Uruguay dan Yunani ke dalam perjanjian tersebut, mereka akan mendukung eksplorasi astronot di Bulan.
Perjanjian ini tidak hanya menjaga hubungan antarnegara, tetapi juga menjamin kegiatan yang aman selama eksplorasi dilakukan di Bulan. Negara yang bergabung juga menjamin publikasi dari seluruh data ilmiah yang diperoleh di Bulan.