JAKARTA - CEO Microsoft Satya Nadella mengakui perusahaannya telah membuat kesalahan dengan menutup sistem Windows Phone beberapa tahun setelah akuisisi pada bisnis ponsel Nokia dicabut.
Nadella mengatakan bahwa keputusan mengakhiri Windows Phone cukup sulit saat itu. Namun, kini ia menyesali keputusannya dan menganggap perusahaannya bisa bekerja dengan lebih baik.
“Kalau dipikir-pikir lagi, saya pikir mungkin ada cara untuk mewujudkannya dengan menciptakan kembali kategori komputasi antara PC, tablet, dan ponsel,” kata Nadella dalam laporan Business Insider.
Pada tahun 2015, Microsoft menghapus akuisisi pada bisnis Nokia senilai 7,6 miliar dolas AS (Rp120 miliar). Penghapusan akuisisi ini dilakukan setahun setelah Nokia menyatakan bahwa perusahaannya berhenti memproduksi ponsel.
BACA JUGA:
Beberapa tahun kemudian, tepatnya di tahun 2019, Microsoft juga berhenti mengembangkan sistem Windows Phone. Mereka meminta penggunanya beralih ke Android dan iOS.
Setelah menghentikan Windows Phone, Microsoft fokus dengan Android dan iOS selama beberapa tahun terakhir. Bahkan mereka membuat ponsel dengan dukungan Android.
Microsoft meluncurkan ponsel Surface Duo dan Surface Duo 2 di tahun 2021. Akan tetapi, ponsel ini tidak memiliki masa depan yang jelas karena kurangnya pembaruan di perangkat lunak.
Selain itu, Microsoft juga lambat dalam menghadirkan generasi terbaru dari ponsel mereka. Langkah Microsoft dalam mengembangkan ponsel pun menjadi tidak jelas.