JAKARTA - Heman Bekele, seorang remaja berusia 14 tahun yang merupakan siswa kelas sembilan di W.T. Woodson High School di Annandale, Virginia, dinobatkan sebagai Ilmuwan Muda Terbaik Amerika pada 2023 oleh 3M Young Scientists Challenge. Ia berhasil meraih hadiah utama sebesar 25.000 dolar AS (Rp396 juta).
Bekele menciptakan sabun untuk melawan kanker kulit dengan cara mencampurkan sabun medis dengan tiga bahan yang telah terbukti dapat mengaktifkan sel dendritik yang menghasilkan respons kekebalan tubuh untuk melawan kanker.
Tidak hanya sabunnya membantu melawan kanker kulit, tetapi Bekele menemukan bahwa setiap batang sabun hanya memakan biaya 0,50 dolar AS (Rp8000), dibandingkan dengan lebih dari 40.000 dolar AS (Rp633,8 juta) yang dibutuhkan untuk perawatan medis saat ini.
Selama lima tahun mendatang, Bekele berharap untuk menyempurnakan inovasi revolusionernya ini dan mendirikan organisasi nirlaba untuk mendistribusikan solusi berbiaya rendah ini ke komunitas yang membutuhkan.
"Kanker kulit sebagian besar ditemukan pada orang-orang yang tinggal di negara berkembang," kata Bekele kepada Farifax County Public Schools. "Tetapi harga rata-rata untuk operasi adalah 40.000 dolar. Saya hancur oleh gagasan orang-orang yang harus memilih antara pengobatan dan memberi makan keluarganya. Ada begitu banyak kematian yang dapat dicegah."
BACA JUGA:
Remaja ini mulai meneliti kanker kulit dan mempelajari tentang sel dendritik, yang katanya membantu melindungi kulit dengan meningkatkan respons kekebalan tubuh. Video sumbangan Bekele untuk kompetisi ini menjelaskan bahwa tiga bahan, yaitu asam salisilat, asam glikolat, dan tretinoin, adalah agen keratolitik yang menguraikan lapisan luar kulit.
Hal ini memungkinkan reseptor seperti toll-like, protein yang memainkan peran kunci dalam sistem kekebalan alami, untuk dilepaskan ke dalam kulit yang melekat pada dan mengaktifkan sel dendritik. Sel dendritik bergabung dengan sel darah putih untuk melawan sel yang terinfeksi.
Bekele menyebut produknya sebagai sabun pengobatan kanker kulit atau SCTS, yang katanya dapat dioleskan ke kulit setiap beberapa hari setelah mendapatkan resep.
Selain gelar juara, Bekele juga menerima hadiah sebesar 25.000 dolar, yang diharapkan dapat digunakan untuk mengamankan hak paten dan pendidikan tinggi. Ia bermimpi menjadi seorang insinyur listrik ketika ia dewasa.
"Saya membayangkan diri saya memimpin tim profesional dalam pengembangan sistem listrik inovatif yang akan membentuk masa depan teknologi," kata Bekele, dikutip VOI dari MailOnline.
"Selain kesuksesan profesional saya, saya berharap memiliki kehidupan pribadi yang memuaskan dengan keluarga yang penuh cinta dan jaringan teman yang kuat. Saya juga berharap telah memberikan kontribusi kepada komunitas saya dengan menjadi mentor bagi calon insinyur dan mendukung inisiatif yang mempromosikan pendidikan STEM. Pada akhirnya, dalam 15 tahun, saya berharap telah memberikan dampak positif pada dunia melalui karya dan usaha pribadi saya," ujar Bekele.