Bagikan:

JAKARTA - The Wall Street Journal (WSJ) menuai kritikan dari komunitas kripto karena dianggap memberikan informasi yang menyesatkan tentang pendanaan kripto Hamas. WSJ melaporkan pada 10 Oktober bahwa Hamas mendapatkan sekitar 90 juta dolar AS (Rp1,4 triliun) dalam bentuk kripto untuk mendanai serangan terhadap Israel. Laporan ini menuai reaksi negatif dari para penentang kripto, yang menganggap industri ini sebagai sarana para kriminal.

Beberapa anggota parlemen AS, termasuk Senator Elizabeth Warren, mengirim surat kepada Gedung Putih dan Departemen Keuangan berdasarkan laporan WSJ. Mereka menyampaikan keprihatinan tentang ancaman keamanan nasional yang ditimbulkan oleh kripto karena kemungkinan digunakan untuk mendukung terorisme.

Namun, komunitas kripto membantah laporan WSJ dan mengklaim bahwa pendanaan teror yang dilaporkan terlalu tinggi 99%. Sam Callahan, analis pasar utama di Swan Bitcoin, mengatakan bahwa WSJ salah menghitung volume perdagangan bursa untuk alamat Hamas. Ia mengutip laporan Chainalysis yang menunjukkan bahwa dana yang masuk ke alamat teroris jauh lebih rendah.

Callahan mendesak WSJ untuk mencabut laporan tersebut karena dapat dimanfaatkan oleh politisi yang ingin menyerang industri kripto. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Nic Carter, salah satu tokoh kripto, yang mengatakan bahwa WSJ tidak mau mencabut laporan mereka meskipun sudah dikonfirmasi. Ia menyebut laporan tersebut sebagai kegagalan jurnalistik yang sama buruknya dengan New York Times (NYT) yang salah melaporkan roket di Gaza.

Sam Lyman, direktur kebijakan publik di Riot Platforms, perusahaan penambang Bitcoin (BTC), menambahkan bahwa WSJ tidak menyebutkan bahwa penggalangan dana kripto Hamas gagal total. Ia mengatakan bahwa penggalangan dana itu malah merugikan Hamas karena mengekspos donor mereka ke hukum dan memberikan data kepada AS dan Israel.

Sementara itu, CryptoSlate melaporkan bahwa Coinbase, salah satu platform perdagangan kripto terbesar, berpendapat bahwa teknologi blockchain dapat membantu memerangi pendanaan terorisme. Coinbase menekankan bahwa pendanaan teror masih lebih banyak menggunakan sistem keuangan tradisional daripada kripto.