JAKARTA – Ketegangan di jalur Gaza kian meningkat setelah penyerangan Hamas terhadap Israel pada Sabtu, 7 Oktober lalu. Serangan pertama yang dilakukan Hamas tersebut memakan korban sekitar 250 warga Israel. Kondisi ini memicu kemarahan PM Israel Benjamin Netanyahu yang mendeklarasikan perang terhadap Hamas.
Tidak berhenti sampai di situ saja, kepolisian Israel juga dikabarkan telah menindak tegas dengan membekukan akun kripto yang diduga digunakan oleh Hamas untuk mengumpulkan donasi kripto selama meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hamas. Langkah ini juga mencakup pembekuan akun terkait Hamas di Barclays Bank.
Pada Selasa, 10 Oktober 2023, akun resmi Kepolisian Israel di platform media sosial mengumumkan bahwa akun mata uang kripto yang terkait dengan Hamas dan disimpan di Binance telah dibekukan.
Hamas, organisasi militan Palestina, saat ini terlibat dalam konflik bersenjata dengan Israel. Kepolisian Israel menjelaskan bahwa Unit Cyber mereka, bekerja sama dengan beberapa lembaga keamanan nasional, mengklaim telah berhasil membekukan akun kripto yang digunakan oleh Hamas untuk menggalang dana.
BACA JUGA:
Menurut pengumuman terpisah, unit siber Kepolisian Israel, Lahav 433, mengidentifikasi akun-akun mata uang kripto yang digunakan oleh Hamas untuk mengumpulkan donasi di media sosial. Setelah perang terjadi, Hamas meluncurkan kampanye penggalangan dana online yang meminta kontribusi dalam bentuk mata uang kripto.
Petugas dari Unit Cyber Polisi dan Markas Besar Nasional untuk Perang Ekonomi Israel langsung bertindak untuk melacak dan membekukan akun-akun ini. Bantuan dalam tindakan ini juga diperoleh dari pertukaran kripto Binance, yang membantu mentransfer dana ke kas negara.
Selain pembekuan akun kripto, Kepolisian Israel juga mengumumkan bahwa mereka telah membekukan rekening bank di Barclays Bank yang digunakan oleh Hamas. Tindakan ini merupakan bagian dari upaya lebih luas untuk memerangi pendanaan teroris dan menargetkan aset-aset keuangan strategis yang dimiliki oleh organisasi-organisasi teroris.