JAKARTA - Badan Antariksa Australia (ASA) berencana akan meluncurkan robot penjelajah ke Bulan dengan menggandeng Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika (NASA).
Penjelajah tersebut akan pergi ke Bulan sebagai bagian dari misi Artemis di masa depan pada awal 2026. Dengan memanfaatkan keahlian operasi jarak jauh Australia, penjelajah ini akan mengumpulkan tanah bulan, yang dikenal sebagai regolith.
Sementara NASA, akan mencoba mengekstraksi oksigen dari sampel tersebut yang merupakan langkah awal menuju kehadiran manusia yang berkelanjutan di Bulan.
Meski begitu, penjelajah tersebut belum memiliki nama. Australia menggelar kompetisi di mana warganya dapat memasukkan nama yang akan dicalonkan untuk dipilih.
Individu dan sekolah di seluruh Australia dapat memasukkan nama penjelajah, beserta penjelasan singkat untuk memilihnya sampai batas waktu 20 Oktober.
BACA JUGA:
ASA menyatakan, kompetisi itu diharapkan dapat membuat, khususnya pelajar di Australia tertarik dan terlibat. Pemenangnya akan diumumkan pada awal Desember.
Melansir Space, Rabu, 6 September, NASA diketahui memang tengah berupaya menciptakan kehadiran manusia yang permanen dan berkelanjutan di dan sekitar bulan pada akhir 2020-an melalui program Artemis.
Akhir tahun lalu, NASA juga telah meluncurkan pesawat luar angkasa Orion yang tak berawak dalam misi Artemis 1 ke orbit bulan dan kembali lagi ke Bumi.
Sekarang, mereka tengah bersiap untuk mengirim empat astronot mengelilingi Bulan dengan Artemis 2, yang diperkirakan lepas landas pada akhir 2024.