JAKARTA - Sebuah pengadilan di Rusia telah memberikan denda sebesar 10 juta rubel (Rp1,5 miliar) kepada Match Group, pemilik Tinder dan platform streaming Twitch. Hal ini karena mereka gagal mengikuti aturan lokal dalam pengolahan data.
Undang-undang Federal Rusia tentang Data Pribadi mengharuskan perusahaan Rusia maupun asing yang mengumpulkan data pribadi warga Rusia untuk menggunakan penyimpanan data lokal di dalam wilayah Rusia.
Pengawas perlindungan data Rusia, Roskomnadzor, telah ketat dalam menegakkan Undang-undang Lokalisasi Data ini dengan beberapa denda yang mencolok sejak awal perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.
Penting untuk dicatat bahwa Roskomnadzor memberikan denda kepada Facebook dan Twitter pada tahun 2019 karena gagal mematuhi persyaratan lokal.
LinkedIn juga didenda pada tahun 2019 karena menolak untuk mentransfer data pribadi individu Rusia ke wilayah Rusia. Akibat ketidakpatuhan ini, LinkedIn kemudian dilarang beroperasi di Federasi Rusia.
BACA JUGA:
Pada bulan Juli 2021, Roskomnadzor mengumumkan bahwa mereka telah membuat protokol administrasi terhadap WhatsApp, yang pertama kali melanggar aturan, dan sekali lagi terhadap Facebook dan Twitter.
Sejumlah layanan digital besar telah mundur dari Rusia, termasuk raksasa streaming Netflix dan Spotify.
Pada bulan Mei, Match Group mengumumkan dalam laporan tahunannya bahwa mereka berencana untuk menarik aplikasi kencan mereka, Tinder dan Hinge, dari Rusia pada tanggal 30 Juni. Platform kencan pesaing, Bumble, telah mundur dari Rusia dan Belarus pada Maret 2022, seperti yang dilaporkan oleh BBC.
Friends Fiduciary Corp, pemegang saham Match, mengomentari bahwa Tinder telah memberikan contoh bagi yang lain dengan meninggalkan Rusia sambil membawa perhatian kepada risiko hak asasi manusia yang dihadapi oleh Ukraina.
Tahun lalu, agensi kepolisian Eropa, Europol, juga menyoroti bagaimana aplikasi kencan Ukraina digunakan untuk tujuan perdagangan manusia.