Bagikan:

JAKARTA -Pada bulan Juli, sebanyak 350.000 penduduk Kenya telah berlangganan dan menunjukkan minat untuk menerima token kripto Worldcoin. Menurut seorang legislator Kenya, para eksekutif Worldcoin dijadwalkan  muncul di hadapan sebuah komite parlemen pada  4 September.

Sebuah komite parlemen Kenya yang bertugas menyelidiki aktivitas Worldcoin di negara bagian Afrika Timur tersebut baru-baru ini mengungkapkan bahwa sebanyak 350.000 penduduk telah menunjukkan minat dalam proyek tersebut sebelum pemerintah menghentikannya. Menurut komite tersebut, pelanggan Kenya merupakan seperempat dari total global Worldcoin pada suatu waktu pada bulan Juli.

Namun, seperti yang dicatat dalam laporan yang diterbitkan oleh The Star, total pendaftaran World ID dari 34 negara berbeda telah mencapai lebih dari 2,26 juta pada bulan Agustus. Selain itu, organisasi tersebut mengklaim dalam sebuah posting blog pada 31 Agustus bahwa permintaan untuk World ID terus meningkat. Untuk membuktikannya, Worldcoin telah menunjukkan jumlah pendaftaran rekornya yang terjadi di Argentina baru-baru ini.

Sementara tim Worldcoin terus membanggakan beberapa pencapaian proyek, pejabat Kenya tampaknya mengambil pendekatan yang keras terhadap entitas tersebut dan afiliasi lokalnya. Selain itu, pengadilan Kenya kabarnya mendukung keputusan pemerintah untuk menghentikan aktivitas Worldcoin di negara tersebut.

Sementara itu, komite penyelidikan yang diketuai oleh legislator Narok West, Gabriel Tongoyo, mendengar bagaimana beberapa orang gagal menguangkan token mereka. Namun, Tongoyo mengungkapkan bahwa pemilik Worldcoin akan segera muncul di parlemen Kenya untuk menjawab masalah terkait proyek kripto tersebut.

"Mereka akan muncul pada hari Senin minggu depan [4 September] ... dengan masalah perjalanan, mereka telah memberi tahu kami bahwa mereka tidak akan berada di sini seperti yang direncanakan, jadi kami telah melakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap program kami," kata legislator tersebut, dikutip bitcoin.com.

Tongoyo menambahkan bahwa Solicitor General Shadrack Mose dan Komisioner Data negara tersebut, Immaculate Kassait, juga diharapkan akan muncul di hadapan komite tersebut.