JAKARTA - Worldcoin, sebuah proyek kripto yang menawarkan token sebagai imbalan untuk pemindaian mata manusia, telah mencapai penerimaan yang beragam di Chili. Lebih dari 200.000 orang di negara ini telah memindai bola mata mereka untuk mendapatkan token Worldcoin (WLD), dengan nilai sekitar 42 dolar AS (setara Rp653 ribuan) per pemindaian.
Salah satu peserta, Carlos Santibañez, mengungkapkan bahwa ia telah mendapatkan lebih dari 150 dolar AS (Rp2,3 jutaan) dari pemindaian bola matanya sejak September 2022. Santibañez mencatat bahwa pengumpulan data Worldcoin tidak terlalu invasif dibandingkan dengan perusahaan lain, dan dia melihatnya sebagai peluang untuk mendapatkan uang tambahan.
Proyek Worldcoin telah menarik perhatian terutama di negara-negara berkembang seperti Argentina dan Kenya, di mana pendapatan minimum rendah. Namun, pihak berwenang Kenya telah melarang operasi Worldcoin karena alasan privasi.
BACA JUGA:
Meskipun sebagian besar masyarakat di Chili menerima proyek ini dengan baik, beberapa skeptis dan melihatnya sebagai peluang untuk mendapatkan sedikit uang gratis. Sementara sejumlah kecil orang mendaftar, banyak yang merasa heran mengapa orang-orang antre panjang hanya untuk mendapatkan imbalan kripto.
Sementara Chili dikenal dengan kebebasan ekonominya dan perkembangan teknologi, hanya sekitar 1% dari populasi negara ini yang mendaftar ke Worldcoin. Seorang antropolog lokal menyatakan bahwa kesuksesan Worldcoin mungkin disebabkan oleh insentif ekonomi, terutama mengingat upah minimum yang rendah di negara tersebut.
Meskipun proyek ini menghadapi kontroversi, dukungan dari sejumlah tokoh penting di ruang kripto dan pandangan yang beragam dari regulator di berbagai negara mencerminkan kompleksitas penerimaan terhadap kripto di seluruh dunia.