Bagikan:

JAKARTA - Polisi Spanyol telah menangkap 69 orang yang diduga terkait dengan geng kriminal yang membobol sistem pemesanan online untuk janji temu polisi. Mereka menjualnya kembali kepada pencari suaka dan orang asing lainnya yang mencari tempat tinggal di Spanyol.

Polisi mengatakan aplikasi perangkat lunak otomatis atau "bot" dari geng tersebut dapat melewati tindakan pengamanan yang dirancang untuk mengidentifikasi robot, sehingga dapat memesan "praktis semua" janji temu polisi yang biasanya gratis di seluruh Spanyol dan menjualnya kembali dengan harga hingga 200 euro (Rp3,2 juta) per janji temu.

Di Spanyol, orang-orang yang mencari suaka atau visa tinggal harus menyerahkan dokumen kepada polisi, di mana antrian panjang menjadi hal yang biasa terjadi.

Para pemimpin geng ini membentuk sebuah perusahaan yang menyewakan bot tersebut kepada perantara yang kemudian menjual janji temu tersebut.

Pernyataan polisi mengatakan bahwa perantara serta pengacara dan penasihat telah menyadari adanya pembobolan "dan masalah yang terkait dengannya yang menyebabkan masalah bagi orang asing yang, dalam banyak kesempatan, berada dalam situasi yang sangat rentan dan putus asa".

Di antara yang ditangkap adalah empat pemimpin geng di Barcelona dan Valencia. Dalam penggerebekan tersebut, polisi menyita dokumen dan menemukan lebih dari 200.000 euro (Rp3,2 miliar) dalam bentuk uang tunai.

Penggunaan bot yang dapat beroperasi selama 24 jam untuk aktivitas online seperti membeli tiket konser musik semakin menjadi alat yang umum digunakan oleh para penjual tiket. Lalu lintas bot yang tinggi mengganggu penjualan tiket konser Taylor Swift tahun lalu, telah menarik perhatian dari senator AS.