JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat, Earl Francis Blumenauer dan Adam Schiff, keduanya dari Partai Demokrat, akan meminta regulator untuk menyelidiki apakah komposisi panel yang mengawasi pengujian hewan di perusahaan Elon Musk, Neuralink, berkontribusi pada eksperimen yang buru-buru dan berantakan.
Menurut laporan Reuters pada 4 Mei, Neuralink mengisi dewan pengawasnya dengan karyawan perusahaan yang akan mengambil manfaat finansial jika perusahaan tersebut memperoleh persetujuan regulasi untuk chip otak inovatifnya. Panel tersebut menyetujui eksperimen yang menyebabkan kematian dan penderitaan hewan yang tidak perlu.
Blumenauer dan Schiff telah menandatangani surat draf kepada Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang meminta penyelidikan terhadap cara Neuralink mengawasi eksperimennya. Mereka telah membagikan draf tersebut dengan koleganya untuk mengumpulkan tanda tangan lebih banyak dan berencana untuk mengirimkannya ke USDA pada hari Senin.
"Kongres memiliki kepentingan yang signifikan dalam memastikan bahwa semua fasilitas yang menggunakan hewan dalam penelitian dan pengujian - baik yang dijalankan oleh pemerintah, universitas, atau perusahaan swasta - mematuhi standar minimal Undang-Undang Kesejahteraan Hewan," bunyi surat draf tersebut.
BACA JUGA:
Neuralink telah menjadi subjek penyelidikan federal sebelumnya. Pada tanggal 5 Desember, Reuters melaporkan bahwa Inspektur Jenderal USDA sedang menyelidiki potensi pelanggaran Undang-Undang Kesejahteraan Hewan, yang mengatur bagaimana para peneliti memperlakukan dan menguji beberapa jenis hewan. Penyelidikan ini juga sedang meneliti pengawasan USDA terhadap Neuralink.
Departemen Transportasi AS mengatakan pada Februari bahwa mereka sedang menyelidiki Neuralink terkait pergerakan patogen berbahaya. Seorang juru bicara agensi mengatakan penyelidikan ini masih berlanjut, tanpa memberikan detail.
Inspektur Jenderal dan USDA tidak merespons permintaan komentar terkait kemajuan penyelidikan itu. Neuralink telah mencoba untuk mendapatkan persetujuan untuk maju ke uji coba manusia setelah upaya sebelumnya ditolak tahun lalu oleh Administrasi Makanan dan Obat karena kekhawatiran keamanan.