Bagikan:

JAKARTA - Setelah tinggal di orbit selama 276 hari, pesawat ruang angkasa eksperimental milik China akhirnya mendarat di Bumi dengan selamat. Keberhasilan ini menandakan, negara tersebut dapat menguji teknologi yang dapat digunakan kembali.

Menurut media pemerintah China CGTN dan pembuat pesawat ruang angkasa, China Aerospace Science and Technology Corp (CASC), kendaraan yang dapat digunakan kembali menyelesaikan misi rahasia kedua yang berlangsung lebih lama dari penerbangan pertamanya.

Baik gambar, waktu pendaratan, atau detail lengkap tentang misi tersebut tidak diungkapkan oleh negara Tirai Bambu itu. Namun, proyek ini akan memberikan cara yang lebih nyaman dan murah untuk mengakses ruang angkasa pada penggunaan ruang secara damai di masa depan.

Pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali diluncurkan tersebut dilepaskan dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Gurun Gobi pada 4 Agustus tahun lalu.

Dan mendarat kemarin di tempat yang sama, sebagai muatan rahasia di atas roket pembawa Long March 2F, yang dapat membawa lebih dari 8 ton ke orbit rendah Bumi.

Peluncuran pertama pesawat ruang angkasa terjadi pada 2020, ketika ia tinggal di orbit hanya selama dua hari sebelum mendarat kembali di Bumi.

Penerbangan itu membuat pesawat ruang angkasa mengorbit selama empat hari dalam orbit 331 kali 347 kilometer dengan kemiringan 50 derajat.

Misi yang baru saja diselesaikan berlangsung selama 276 hari, dengan pesawat ruang angkasa memasuki orbit awal 346 kali 593 kilometer dengan kemiringan 50 derajat, kemudian mengedarkan orbit menjadi 597 kali 608 kilometer, seperti dikutip dari SpaceNews, Selasa, 9 Mei.