Mirip Daging Sapi, Asteroid Ryugu Ternyata Memiliki Kandungan Vitamin B3 dan Urasil
Ryugu merupakan asteroid kaya karbon berbentuk berlian, (foto: dok. NASA / JAXA / Dan Gallagher)

Bagikan:

JAKARTA - Para ilmuwan belum lama ini menemukan Niasin, atau dikenal sebagai vitamin B3, dan Urasil, salah satu dari empat komponen inti asam ribonukleat (RNA) yang terkandung dalam asteroid Ryugu.

Ryugu merupakan asteroid kaya karbon berbentuk berlian, dia ditemukan pada Mei 1999 oleh para astronom dengan Lincoln Near-Earth Asteroid Research.

Dikenal juga sebagai 1999 JU3, asteroid ini berdiameter sekitar 900 m (0,56 mil) dan mengorbit Matahari pada jarak 0,96-1,41 unit astronomi sekali setiap 474 hari.

Misi pengembalian sampel ke Ryugu diluncurkan pada 3 Desember 2014 dan tiba di asteroid pada 27 Juni 2018 dengan menggunakan Hayabusa-2 milik Badan Antariksa Jepang (JAXA)

Di sana, pesawat ruang angkasa mengerahkan penjelajah dan pendarat ke permukaan Ryugu, dan mengumpulkan sampel dari dekat permukaan.

Dua sampel diambil, satu dari permukaan tanah, dan satu lagi dari dalam asteroid. Untuk mendapatkan sampel yang dalam, pesawat ruang angkasa menembakkan proyektil yang lebih besar ke Ryugu untuk membentuk kawah, lalu mengambil sampel dari lantai kawah.

Pada 6 Desember 2020, total 5,4 gram sampel murni dikembalikan ke Bumi dalam wadah sampel yang tertutup rapat di dalam kapsul re-entry.

Sejak saat itu para ilmuwan memiliki kesempatan untuk mempelajari sampel tersebut, dan mengumumkan minggu lalu asteroid tersebut mengandung molekul organik yang penting bagi kehidupan

Temuan itu diterbitkan Selasa minggu lalu di jurnal Nature Communications. Dijelaskan, Niasin, biasanya ditemukan di dalam makanan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, polong-polongan, dan daging, membantu tubuh manusia membangun lemak dan menghasilkan energi dari nutrisi. Kandungan itu juga berperan dalam memperbaiki DNA manusia.

Urasil, sebagai salah satu bahan penyusun RNA, juga memainkan fungsi penting dalam tubuh manusia. Ini membawa instruksi dari DNA, yang terkandung di dalam inti sel manusia, ke ribosom sel, tempat protein dibuat.

Molekul serupa telah ditemukan di objek luar angkasa sebelumnya, tetapi kondisi murni sampel yang dibawa Hayabusa-2 membuat buktinya jauh lebih meyakinkan.

“Para ilmuwan sebelumnya telah menemukan nukleobasa dan vitamin dalam meteorit kaya karbon tertentu, tetapi selalu ada pertanyaan tentang kontaminasi akibat paparan lingkungan Bumi,” ungkap Associate Professor di Universitas Hokkaido, yang memimpin penelitian tersebut, Yasuhiro Oba.

“Karena pesawat ruang angkasa Hayabusa-2 mengumpulkan dua sampel langsung dari asteroid Ryugu dan mengirimkannya ke Bumi dalam kapsul tertutup, kontaminasi dapat disingkirkan,” imbuhnya.

Urasil ditemukan di sampel permukaan dan bawah permukaan, meskipun lebih umum di bawah permukaan. Dengan kata lain, foton ultraviolet dan sinar kosmik mungkin telah menyebabkan Urasil di permukaan asteroid mulai membusuk, seperti dikutip dari Universe Today, Selasa, 28 Maret.

Para peneliti menyatakan, molekul organik dalam bahan permukaan akan mengalami proses energik lebih luas daripada bahan di bawah permukaan, yang berpotensi menyebabkan degradasi preferensial molekul di permukaan.

Molekul organik lain yang ditemukan dalam sampel termasuk asam amino, amina, dan asam karboksilat. Para peneliti membandingkan sampel Ryugu dengan meteorit yang dipelajari sebelumnya, terutama meteorit Orgueil, yang jatuh ke Bumi di Prancis selatan pada 1864.

Kemiripannya mencolok, meskipun tidak identik, dan menunjukkan meteorit tersebut berasal dari asteroid tipe-C yang serupa.

Studi meteorit chondrite karbon seperti sampel Orgueil, dan asteroid Ryugu, membantu menyatukan bagaimana blok bangunan kehidupan berakhir di Bumi. Vitamin B3, Urasil, dan molekul organik lainnya terdapat di tempat lain di Tata Surya, dan telah ada sejak lama.

"Penemuan urasil dalam sampel dari Ryugu memperkuat teori terkini mengenai sumber nukleobase di Bumi purba,” jelas Oba.

“Misi OSIRIS-REx NASA akan mengembalikan sampel dari asteroid Bennu tahun ini, dan studi perbandingan komposisi asteroid ini akan memberikan data lebih lanjut untuk membangun teori-teori ini," tambahnya.