Pandemi COVID-19, Aplikasi Belajar Bahasa Asing Laris Manis di Negara Ini
Ilustrasi. (Justin Case/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pembatasan aktivitas dan penguncian wilayah lantaran pandemi COVID-19, membuat masyarakat di seluruh dunia mengurangi aktivitas luar ruangan. Sebagai gantinya, beragam aktivitas dilakukan dari rumah.

Salah satu hal yang menarik adalah, popularitas aplikasi pembelajaran bahasa melonjak pesat di seluruh dunia. Dan, negara tertinggi yang warganya rajin belajar bahasa asing adalah, Inggris.

Hal yang mengejutkan, mengingat warga negara Negeri Tiga Singa ini terkenal kurang antusias dalam mempelajari bahasa asing. Banyak warga Inggris yang diketahui mengunduh aplikasi bahasa, untuk minimal menguasai bahasa asing dalam untuk percakapan sehari-hari.

"Setelah beberapa bulan, saya tiba-tiba bisa membaca sekumpulan teks bahasa Prancis. Meski saya tidak bisa menerjemahkan kata demi kata. Sekarang saya bisa mendapatkan ide dan sentimen di balik tulisan. Ini ajaib," kata warga London bernama Chelsey Hames yang mengunduh aplikasi belajar bahasa online untuk bahasa Prancis, melansir BBC.

Perusahaan pembuat aplikasi bahasa asing asal Amerika Serikat Duolingo mengumumkan, jumlah pengguna aktif mereka melonjak pesat di tahun 2020 lalu, terutama di Inggris. Secara global, ada peningkatan 67 persen. Sementara khusus di Inggris, naik 132 persen.

belajar bahasa asing
Ilustrasi. (Soundtrap/Unsplash)

Manajer Duolingo Inggris Colin Watkins menuturkan, sebelum COVID-19 alasan terbesar warga Inggris mempelajari bahasa asing adalah untuk bepergian ke luar negeri. Namun, selama pembatasan pandemi, orang belajar dengan berbagai faktor lain.

"Inggris benar-benar menerapkan pembelajaran bahasa selama pandemi. Sejak Covid, ada peningkatan besar pada orang yang ingin belajar karena berbagai alasan. Kita semua ingin melakukan sesuatu yang positif dengan waktu kita," tuturnya.

Selain Duolingo, sejumlah aplikasi belajar bahasa juga mengalami peningkatan pengguna aktif. Busuu yang berbasis di London saat ini memiliki lebih dari tiga juga pengguna di Inggris atau meningkat lebih dari 312 persen.

Sementara, Babbel yang berbasis di Berlin, Jerman mengalami peningkatan pendaftaran pengguna sebesar 80 persen di tahun 2020, sementara secara keseluruuhan hanya naik sebesar 50 persen. Secara global, Babbel memiliki 10 juta pengguna.

"Ketika banyak orang Inggris mengatakan bahwa mereka tidak pandai belajar bahasa, itu hal pertama yang tidak kami lihat dalam data kami," kata Kepala Eksekutif Babbel Arne Schepker.

belajar bahasa
Ilustrasi. (Aaron Burden/Unsplash)

Sama seperti Duolingo, pengguna aktif Babbel di Inggris tercatat banyak mempelajari bahasa Spanyol, melewati bahasa Prancis. 

Di luar pandemi, alasan lain yang dinilai membuat warga Inggris semakin rajin belajar bahasa asing adalah pemberlakukan Brexit. Keluarnya Inggris dari Uni Eropa, dinilai membuat warganya untuk mengembangkan diri, keterampilan dan karirnya di luar Inggris. 

"Ada kemungkinan bahwa Brexit telah berperan dalam mengapa warga Inggris banyak menggunakan aplikasi untuk belajar bahasa asing. Terutama mereka yang ingin memberikan diri mereka kesempatan untuk bekerja, atau berbisnis dengan negara lain, setelah Inggris meninggalkan Uni Eropa," kata guru bahasa Spanyol yang tinggal di Inggris Maria Lievano.