JAKARTA - WhatsApp adalah aplikasi pesan paling populer di dunia. Memiliki lebih dari 2 milyar pengguna harian yang memanfaatkan layanannya. Dibeli oleh Facebook pada tahun 2014, layanan aplikasi ini populer berkat dukungan keamanan enkripsi end-to-end.
Hanya saja, popularitas WhatsApp terancam runtuh. Kebijakan privasi baru yang diumumkan perusahaan pada 4 Januari lalu dianggap mengancam keamanan data dan privasi pengguna.
Ditambah dengan cuitan CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, yang sukses memporakporandakan netizen, investor, serta banyak pengamat teknologi. Membuat Signal mendapatkan lonjakan pengguna harian hingga akhirnya menempati peringkat 1 App Store sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh –di atas Telegram dan WhatsApp.
“Pakai Signal,” cuit Elon Musk pada hari Kamis, 7 Januari.
Hingga kini, gelombang eksodus pengguna WhatsApp menuju Signal maupun Telegram masih berlangsung. Di lain sisi, Sputnik News mendapati jika jumlah pengguna aplikasi WhatsApp terus mengalami penurunan usai kebijakan privasi baru diumumkan.
Pertanyaannya, apakah aplikasi Signal benar-benar aman sebagaimana yang diisyaratkan dari peristiwa di atas?
Sistem Keamanan Aplikasi Signal
Sekali lagi, Brian Acton, pendiri WhatsApp, berseberangan jalan dengan Facebook. Setelah menjual aplikasi yang membuatnya jadi milyarder kepada Facebook, Brian mendirikan Signal Messenger dan Signal Foundartion.
Keduanya merupakan produk Brian yang bertujuan untuk menghadirkan ekosistem pengiriman pesan digital yang lebih privat dan aman. Sama seperti WhatsApp, aplikasi Signal menggunakan enkripsi end-to-end. Artinya, tak ada pihak ketiga yang bisa mengakses data maupun informasi dari setiap pengguna.
Kebijakan Privasi Signal mengisyaratkan jika aplikasi hanya menggunakan nomor telepon sebagai bentuk verifikasi akun saja. Setelah itu, platform tidak akan memperhatikan akun pengguna. Untuk integrasi kontak, aplikasi bakal mengirimkan nomor telepon yang sudah melalui proses kriptografis.
Berbeda dengan WhatsApp, setiap kontak dan data pengguna tidak akan disimpan di server aplikasi. Sebagai tambahan, Signal memiliki banyak fitur keamanan. Contohnya seperti keamanan layar untuk mencegah tampilan aplikasi muncul pada jendela mengambang. Sehingga orang lain tidak akan bisa melihat pesan pengguna.
Pengguna juga bisa menambahkan PIN registrasi sebagai keamanan tambahan. Berkat keamanan tinggi itu pula, Signal hanya memperbolehkan back-up data secara manual –baik pada Android maupun iOS.
BACA JUGA:
Telegram
Sudah lama Telegram menjadi salah satu kompetitor kuat WhatsApp. Bahkan sebelum kebijakan privasi baru WA dibuat.
Pada tahun 2017 lalu, Telegram sempat populer di Indonesia. Pasalnnya, platform pengiriman pesan ini disinyalir oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi Indonesia menjadi wadah penyebaran radikalisme, terorisme, dan ujaran kebencian. Sehingga Telegram pun sempat diblokir pemerintah.
Blokir tersebut hanya berlangsung sementara. Dan kini, pengguna sudah bisa bebas memanfaatkan layanan aplikasi yang dikembangkan wirausahawan asal Rusia, Pavel Durov.
Saat penulis membaca Kebijakan Privasi Telegram, platform ternyata hanya mengumpulkan data telepon maupun kontak ketika pengguna terhubung saja. Selain itu, aplikasi juga bebas mengakses nama akun serta foto profil penguna.
Berdasarkan klaim perusahaan, setiap data yang dikumpulkan tidak akan dipakai untuk menghadirkan iklan tertarget. Di samping itu, protokol keamanan yang dipakai berbeda dari WA maupun Signal. Telegram memakai protokol keamanan client-to-server.
Artinya, secara teknis, siapa pun yang bisa mengakses server Telegram, bisa membaca pesan yang kamu kirimkan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Telegram menerapkan moderator dalam aplikasi serta algoritma otomatis. Fungsinya untuk mencegah kehadiran spam dan tindak penyalahgunaan di dalam platform.
Keamanan WhatsApp
Kebijakan Privasi baru yang sedianya bakal diterapkan perusahaan pada 8 Februari nanti diperkirakan bakal mengubah wajah WhatsApp. Hasil pembacaan Kebijakan Privasi Baru tersebut, penulis menangkap beberapa poin yang dianggap krusial bagi keamanan data pengguna.
Jenis data dan informasi yang bakal diambil perusahaan antara lain informasi akun –termasuk nama profil dan foto, pesan pengguna (termasuk pesan yang gagal terkirim serta media yang dikirimkan ulang), data kontak (kontak tersimpan, grup dan log pangilan), informasi status WhatsApp, serta data transaksi dan pembayaran.
Selain itu, berdasarkan keterangan pada kebijakan privasi baru, aplikasi juga bakal mengumpulkan data seputar perangkat. Contohnya seperti jenis perangkat, informasi jaringan, lokasi, cookies, informasi log aplikasi, konsumsi data dan daya.