Telegram Kasih Sindiran Ala <i>Dancing Pallbearers</i> Buat WhatsApp
CEO Telegram Pavel Durov (Instagram @durov)

Bagikan:

JAKARTA - Kebijakan baru WhatsApp yang membagi data kepada Facebook disindir CEO Telegram Pavel Durov. Menurut Durov, langkah tersebut dirasa tidak menghormati privasi penggunanya. 

Seperti diketahui, terhitung mulai 8 Februari 2021, pengguna di seluruh dunia mendapat kebijakan baru WhatsApp untuk menyetujui berbagi data dengan Facebook. Jika tidak, maka konsekuensinya pengguna menghapus akun WhatsApp.

"Jutaan orang marah dengan kebijakan baru WhatsApp, yang sekarang mengharuskan pengguna memasukkan semua data pribadi mereka ke mesin iklan Facebook. Tidak mengherankan jika banyak pengguna beralih dari WhatsApp ke Telegram, yang sudah berlangsung beberapa tahun, semakin cepat," ungkap Durov dalam postingannya di kanal Telegram, Senin 11 Januari.

Telegram sendiri memang bersaing ketat dengan WhatsApp. Bahkan aplikasi ini sudah memiliki lebih dari 500 juta pengguna yang terus bertambah. 

Durov mengklaim, Facebook tidak dapat bersaing dengan Telegram terkait kualitas dan privasi. Maka WhatsApp nampaknya beralih ke pemasaran terselubung yakni menggunakan bot berbayar dalam artikel WhatsApp di Wikipedia.

"Saya dengar Facebook memiliki seluruh departemen yang dikhususkan untuk mencari tahu mengapa Telegram begitu populer. Bayangkan lusinan karyawan yang bekerja penuh waktu mengurusi itu saja. Saya dengan senang hati menghemat puluhan juta dolar Facebook dan memberikan rahasia kami secara gratis," tutur Durov.

Sebagai informasi, perusahaan induk WhatsApp yakni Facebook mulai 8 Februari 2021 akan meminta pengguna WhatsApp untuk menyetujui berbagi data dengan Facebook. Jika tidak, maka konsekuensinya pengguna harus segera menghapus akun WhatsApp.

Diketahui, tak hanya kedua bapak Teknologi tersebut yang tidak menyetujui kebijakan baru WhatsApp ini, tetapi pengguna layanan pesan instan itu juga merasa kecewa dengan aturan tersebut dan mengancam pindah ke layanan pesan instan lainnya, salah satunya Telegram.

Kebijakan baru WhatsApp ini memilili tiga perhatian utama, antara lain bagaimana aplikasi memproses data pengguna, bagaimana bisnis dapat menggunakan layanan Facebook untuk menyimpan dan mengelola obrolan WhatsApp, dan nantinya akan lebih banyak data yang terintegrasi WhatsApp dengan produk Facebook lainnya.