Bagikan:

JAKARTA - Baru-baru ini, aplikasi perpesanan WhatsApp mendadak hadirkan status yang bisa dilihat oleh para penggunanya. Status tersebut berisi pemberitahuan terkait fitur anyar dan sejumlah pembaruan aplikasi.

Kejadian yang tiba-tiba dari WhatsApp ini merupakan salah satu cara perusahaan menjaga para pengguna agar tetap percaya kepada WhatsApp.

WhatsApp juga mengumumkan bahwa mereka menjaga privasi pengguna. Tampaknya WhatsApp tidak ingin kehilangan lebih banyak penggunanya pasca eksodus besar-besaran yang terjadi beberapa waktu lalu.

“WhatsApp tidak bisa mendengar dan membaca percakapan personal kamu karena semua end-to-end encrypted,” kata WhatsApp dalam statusnya, Jumat, 29 Januari.

Fitur status WhatsApp akan menghilang setelah 24 jam. Status itu bisa berupa teks, foto, dan video. Fitur status ini menjadi ciri khas WhatsApp. Sedangkan enkripsi end-to-end adalah layanan keamanan yang menjadikan obrolan atau chat hanya dapat dibaca dan didengar oleh penerima dan pengirim pesan.

 

WhatsApp telah memperbarui enkripsi end-to-end ke versi yang lebih baru. Melalui enkripsi end-to-end ini memungkinkan komunikasi pengguna bersifat pribadi.

“Ketika terenkripsi end-to-end, pesan dan panggilan Anda diamankan, jadi hanya Anda dan orang yang berkomunikasi dengan Anda saja yang dapat membaca pesan atau mendengar panggilan tersebut, dan tidak ada orang di antaranya, bahkan WhatsApp,” tulis WhatsApp di laman resminya.

Sebelumnya, WhatsApp mengeluarkan aturan privasi baru yang kontroversial. Banyak penggunanya berpindah ke aplikasi lain gara-gara kebijakan ini. Akibatnya, WhatsApp kehilangan jutaan penggunanya yang lebih memilih aplikasi perpesanan lain, seperti Signal dan Telegram.

Pada awalnya, kebijakan tersebut akan diterapkan pada 8 Februari, kemudian perusahaan mengundurkan jadwalnya menjadi 15 Mei. Diundurnya penerapan privasi baru itu karena perusahaan menganggap banyak dari penggunanya belum memahami dan masih kebingungan terhadap kebijakan baru.

Kebijakan privasi WhatsApp menimbulkan kecemasan di kalangan para pengguna WhatsApp karena mereka tidak diberi pilihan lain selain memilih "setuju” agar tetap bisa menggunakan aplikasi perepesanan tersebut.

Para pengguna khawatir data mereka dimanfaatkan karena WhatsApp “memaksa” mereka untuk membagi data dengan induk perusahaan, yaitu Facebook.

Pemberitahuan kebijakan privasi baru yang mendadak itu membuat para pengguna lebih memilih untuk menggunakan aplikasi perpesanan lain yang lebih aman. Tercatat, Signal dan Telegram memiliki lonjakan pengguna yang cukup tajam pada pekan lalu.