JAKARTA - Aplikasi perpesanan WhatsApp tidak berhenti menjelaskan maksud dan tujuannya terkait kebijakan privasi baru. Di dalam aplikasi akan terlihat tampilan baru di mana WhatsApp menjelaskan sejumlah hal-hal yang berubah dan yang tidak dalam kebijakan privasinya.
Akantetapi, penjelasan tersebut tidak berbeda dengan yang dilakukan sebelumnya. Berdasarkan laporan tersebut, usaha aplikasi perpesanan di bawah nauangan Facebook itu dimaksudkan untuk meluruskan kebingungan para pengguna WhatsApp terkait kebijakan perpesanan baru.
“Hari ini, kami ingin menginformasikan cara-cara yang akan kami lakukan untuk meminta pengguna WhatsApp meninjau ketentuan layanan dan kebijakan privasi. Kami melihat begitu banyak misinformasi yang beredar mengenai pembaruan ini. Oleh sebab itu, penting bagi kami untuk meluruskan kebingungan yang disebabkan oleh misinformasi tersebut,” tulis pihak WhatsApp melalui keterangan resminya, Jumat, 19 Februari.
WhatsApp mengungkapkan bahwa dalam beberapa pekan mendatang, pihaknya bakal menampilkan berbagai informasi dalam aplikasi terkait kebijakan yang dianggap kontroversial itu. Terutama yag berkaitan dengan rasa khawatir para pengguna akibat kebijakan baru.
WhatsApp mengharapkan para pengguna aplikasi perpesanannya untuk memahami aturan anyar tersebut. Perusahaan juga menghimbau agar menerima pembaruan untuk bisa menggunakan aplikasi perpesanan.
Melalui penjelasan resmi, WhatsApp mengungkapkan bahwa pihaknya memutuskan untuk mengenakan biaya bagi pengguna WhatsApp bisnis agar bisa menampilkan layanan dalam platform. Sedangkan untuk pengguna WhatsApp umum tidak akan dikenai biaya sebagaimana WhatsApp bisnis.
Terlibatnya Facebook dalam beberapa fitur belanja ditujukan agar bisnis bisa mengelola inventaris di berbagai aplikasi yang ada di bawah naungannya.
BACA JUGA:
“Kami menampilkan lebih banyak informasi secara langsung di WhatsApp agar pengguna dapat memilih apakah merka bersedia berkomunikasi dengan bisnis atau tidak,” ujar pihak WhatsApp.
Tidak hanya itu, WhatsApp juga menjelaskan bahwa perusahaan memahami sebagian penggunanya yang ingin mengetahui berbagai fitur yang dihadirkan dalam aplikasi perpesanan lain. Akantetapi, apabila ada perusahaan perpesanan yang tidak menerapkan enkripsi end-to-end, maka aplikasi tersebut bisa mengetahui obrolan para penggunanya.
Aplikasi WhatsApp menawarkan enkripsi end-to -end sehingga tidak dapat membaca obrolan para penggunanya. Bahkan, provider internet pun tidak dapat mengintip pesan antar pengguna.
“Kami sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan dan akan terus mengembangkan cara-cara baru untuk memenuhi tanggung jawab tersebut dengan lebi sedikit informasi, bukan lebih banyak,” ujar pihak WhatsApp.
Sebelumnya, WhatsApp berencana menerapkan kebijakan privasi barunya pada 8 Februari 2021. Keputusan tersebut akhirnya dimundurkan menjadi tanggal 15 Mei 2021. Perusahaan layanan perpesanan itu menunda penerapannya karena memahami masih banyak pengguna yang merasakan kebingungan terkait kebijakan baru itu.