Bagikan:

JAKARTA - Setelah ramainya pemberitaan kebijakan privasi baru WhatsApp yang kontroversial beberapa waktu lalu, akhirnya Mark Zuckerberg angkat bicara. CEO Facebook itu mengatakan bahwa perubahan tersebut tidak menghilangkan privasi pesan para penggunanya.

Sebelumnya, kebijakan privasi baru yang diluncurkan WhatsApp itu memicu kecemasan para penggunanya terkait data mereka sendiri. Melalui aturan ini, WhatsApp bakal berbagi data dengan perusahaan induknya, yaitu Facebook.

Kebijakan yang “memaksa” itu membuat para penggunanya mempertimbangkan untuk berpindah ke aplikasi pesan lain, seperti Telegram dan Signal. Pasalnya WhatsApp hanya mengarahkan pengguna untuk menyetujui pembagian data dengan Facebook. Jika tidak setuju, pengguna disarankan untuk menghapus akun atau uninstall aplikasi dari ponsel.

Pada laporan keuangan kuartal ke-4 2020, Zuckerberg memaparkan bahwa Facebook menunda waktu penerapan kebijakan privasi barunya menjadi tanggal 15 Mei 2021. Sebelumnya akan diterapkan pada 8 Februari 2021.

“Semua pesan dilindungi end-to-end encryption yang berarti kami tidak dapat melihat atau mendengar apa yang Anda katakan dan kami tidak akan pernah melakukan itu, kecuali orang yang Anda kirimi pesan memilih untuk membagikannya,” kata Zuckerberg sebagaimana yang dikutip dari Business Standard, Senin, 1 Februari.

Pendiri Facebook itu mengungkapkan alasan kenapa perusahaan mengeluarkan kebijakan baru tersebut. Ia mengungkapkan bahwa perusahaan tengah membangun fitur anyar untuk transaksi.

“Kami sedang membangun fitur baru guna lebih memudahkan bertransaksi dengan bisnis di aplikasi,” imbuh Zuckerberg. “Kami sedang membangun tool untuk memungkinkan bisnis menyimpan dan mengelola obrolan WhatsApp mereka menggunakan infrastruktur hosting aman Facebook jika mereka mau dan kami sedang dalam proses memperbarui kebijakn privasi WhatsApp dalam hal layanan untuk mencerminkan pengalaman opsional ini.”