JAKARTA - Aplikasi perpesanan Signal Messenger baru-baru ini menjadi populer dan banyak diperbincangkan di media sosial. Hal ini terjadi seiring dengan kebijakan baru yang umumkan WhatsApp untuk membagi data dengan Facebook.
Mengingat banyak, pengguna yang sudah berfokus pada keamanan data pribadi. Apalagi kebijakan privasi baru WhatsApp dinilai cukup memaksa, sehingga pengguna tak memiliki opsi lain untuk menyetujui persyaratan tersebut.
Alhasil banyak pengguna WhatsApp yang kini, beralih ke aplikasi pesan instan lainnya seperti Telegram. Bahkan CEO Tesla Elon Musk, pernah secara langsung merekomendasikan aplikasi perpesanan Signal di Twitter.
Use Signal
— Elon Musk (@elonmusk) January 7, 2021
Lantas Apa Itu Aplikasi Signal?
Signal Messenger, sejatinya merupakan penerus dari aplikasi panggilan suara dan pesan SMS terenkripsi dari RedPhone dan TextSecure. Aplikasi ini pertama kali diluncurkan pada 2013 silam oleh Whisper Systems.
Perusahaan startup ini didirikan oleh peneliti keamanan Moxie Marlinspike dan ahli robotika Stuart Anderson. Keduanya lantas mengembangkan Signal Foundation dan Signal Messenger LLC.
Signal Foundation sendiri merupakan lembaga non-profit yang didirikan oleh founder WhatsApp, Brian Acton pada tahun 2018. Lembaga tersebut didirikan setelah dirinya hengkang dari Facebook Inc, ia bahkan menyumbang 50 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk mendanai aplikasi ini.
Melansir Mashable, Signal adalah aplikasi perpesanan dan obrolan suara gratis yang berfokus pada privasi. Signal dapat digunakan pada smartphone Apple, Android, dan melalui desktop.
Here's a sneak peek at some new Signal features that will start rolling out in a few days:
• Chat wallpapers!
• About field for your Signal profile
• Animated stickers
• For iOS: Media auto-download settings and full-screen profile photos (to match Android)
Good morning 🇮🇳! pic.twitter.com/KEAbhMswRI
— Signal (@signalapp) January 12, 2021
Apakah Signal Aman?
Signal dinilai sangat privat bagi sejumlah kalangan. Signal menjagokan kebijakan privasinya yang tidak mengumpulkan data pengguna dalam bentuk apa pun.
Komunikasi pada Signal diklaim terenkripsi secara end-to-end, yang berarti hanya orang-orang dalam pesan yang dapat melihat konten dari pesan-pesan tersebut. Bahkan perusahaan tidak dapat melihat pesan yang dikirimkan.
Signal juga menegaskan tidak menjual, menyewakan, atau memonetisasi data atau konten pribadi pengguna dengan cara apa pun selamanya. Artinya informasi yang tersimpan di platform tak lebih dari nomor telepon pengguna nama dan gambar profil akun pengguna.
Semua informasi ini akan dienkripsi secara end-to-end. Termasuk informasi dari kontak pada perangkat pengguna dapat di-hash secara kriptografis dan dikirim ke server untuk menentukan kontak mana yang terdaftar.
Adapun salah satu alasan Signal tidak mengumpulkan data sama sekali adalah karena mereka dikelola oleh organisasi nirlaba. Aplikasi ini tidak menampilkan iklan untuk pengguna, jadi tidak ada insentif bagi mereka untuk mengumpulkan informasi pengguna.
BACA JUGA:
Signal juga merupakan aplikasi open source. Artinya semua kode untuk aplikasi bisa diakses secara publik, jadi sulit bagi pihak tidak bertanggung jawab untuk menaruh backdoor secara sembunyi-sembunyi.
Aplikasi ini menawarkan enkripsi end-to-end secara default untuk semua percakapan. Bahkan stiker yang bisa dikirim lewat Signal pun dilindungi oleh enkripsi khusus.
Signal juga menggunakan enkripsi berdasarkan Signal Protocol yang mereka kembangkan sendiri. Protokol ini juga digunakan oleh perusahaan lain termasuk WhatsApp dan Skype.
Selain enkripsi yang mapan, Signal juga memiliki sederet fitur privasi seperti layar keamanan agar preview aplikasi tidak bisa dilihat oleh orang yang mengintip. Pengguna juga bisa menggunakan password atau biometrik lainnya untuk mengamankan akun.
Fitur Menarik di Signal Messenger
Tak sedikit yang mengatakan jika Signal merupakan aplikasi "super-copy" dari WhatsApp maupun Telegram. Namun pastinya akan ada sedikit perbedaan jika kita membahas fitur menarik di Signal berikut ini yang belum banyak diketahui orang, sebagaimana dirangkum dari BGR.
- Disappearing Message (Hapus Pesan Otomatis)
Signal memiliki fitur yang membuat pesan secara otomatis terhapus. Pilihan durasinya sendiri mulai dari 5 detik hingga 1 minggu. Jika pengguna memilih mengirim pesan seperti ini, nantinya akan muncul ikon jam pasir di setiap pesan.
- Mendukung Percakapan Personal dan Grup
Sayangnya Signal tidak menyebutkan secara pasti batasan jumlah anggota percakapan grup.
- Bisa Voice dan Video Call
Sama hal nya dengan layanan pesan instan modern. Signal juga bisa melakukan kedua hal ini. Bahkan, pengguna dapat melakukannya melalui proses enkripsi.
- Mengunci Aplikasi
Tidak ingin obrolan diintip oleh orang lain? Ya, Signal memiliki fitur untuk mengunci aplikasinya, sehingga pesan tidak bisa dilihat oleh orang lain. Fitur ini bisa dibuka seperti screen lock Android (misalnya dengan sidik jari).
Free, encrypted, group video calls are here! https://t.co/yL9U1ozsJr pic.twitter.com/p1HheWCBuW
— Signal (@signalapp) December 15, 2020
- Mendukung Berbagai Platform
Sama seperti aplikasi chatting lain, Anda juga dapat menggunakan Signal di Android, iOS, atau di komputer melalui browser (aplikasi web). Ada ekstensi Signal di browser Google Chrome untuk mempermudah akses di komputer.
- Bisa jadi aplikasi SMS/MMS
Fitur kali ini cukup menarik yang dapat pengguna gunakan di Android. Pengguna juga bisa memakai aplikasi Signal sebagai aplikasi Pesan utama untuk SMS dan MMS. Tetapi, SMS dan MMS tidak melalui proses enkripsi.
- Mendukung Tema Aplikasi
Di aplikasi Signal, pengguna dapat memilih dark mode atau light mode. Jika pengguna memilih light mode, aplikasi akan bernuansa biru dan putih, sementara dark mode seperti biasa akan berwarna hitam.
- Mendukung Emoji dan GIF
Emoji dan GIF sudah menjadi salah satu cara mengekspresikan diri dalam percakapan. Dan aplikasi Signal pun juga sudah mendukungnya. Tetapi belum mendukung stiker seperti WhatsApp, Telegram, atau LINE.