Bagikan:

JAKARTA - Sebuah pesawat ruang angkasa berbentuk kubus kecil atau biasa disebut Satelit Lunar Flashlight (CubeSat) milik NASA, yang dikirim untuk mencari air es di Bulan sepertinya tidak akan berhasil sampai di sana.

NASA belum lama ini melaporkan bahwa satelit tersebut telah mengalami masalah, di mana keempat pendorong dalam sistem propulsi miniatur tidak berfungsi saat dalam perjalanan ke near-rectilinear halo orbit (NRHO) di sekitar Bulan.

Satelit Lunar Flashlight diluncurkan pada 11 Desember dengan rencana perjalanan empat bulan untuk mencari es tersembunyi di sekitar Kutub Selatan bulan, melalui NRHO serta memindai celah di permukaannya dengan laser inframerah.

Namun, NASA terpaksa mengubah misi karena kegagalan sistem propulsinya. Tiga dari empat pendorongnya mulai mengalami masalah tak lama setelah diluncurkan, tetapi kontrol misi memutuskan untuk hidup dengan satu mesin pendorong yang berfungsi.

"Lunar Flashlight berputar dengan kecepatan 6 derajat per detik, atau satu revolusi per menit, di sekitar sumbu terarahnya. Kemudian pendorong ditembakkan sambil memerintahkan pesawat ruang angkasa untuk tetap diarahkan ke arah yang benar," ujar NASA dalam blog resminya yang dikutip Senin, 13 Februari.

Memang, ada potensi setelah 20 hari, di mana manuver koreksi lintasan mini ini akan memandu Lunar Flashlight ke orbit halo.

"Tim berhasil menyelesaikan beberapa urutan 10 menit pada satu pendorong, tetapi segera setelah itu, pendorong itu juga mengalami penurunan kinerja yang cepat, dan jelas dorongan yang dikirim tidak cukup tenaga untuk mencapai orbit yang direncanakan," ungkap NASA.

Tidak jelas apa yang menyebabkan sistem propulsi Lunar Flashlight gagal. Tes awal menunjukkan saluran bahan bakar yang mengarahkan propelan ke pendorongnya mungkin diblokir.

Pesawat ruang angkasa itu dilengkapi dengan sistem propelan miniatur yang belum pernah diuji sebelum berjalan pada jenis propelan yang relatif baru, dijuluki Advanced Spacecraft Energetic Non-Toxic (ASCENT) oleh Angkatan Udara AS.

Sekarang, NASA dan Georgia Institute of Technology akan mengembangkan cara baru untuk mencoba dan menyelamatkan beberapa penelitian. Alih-alih membawanya ke orbit halo, itu akan ditempatkan di orbit jauh di sekitar Bumi di mana ia akan dapat mempelajari Bulan saat terbang melewatinya sesekali.

"Karena mencapai orbit halo hampir bujursangkar yang optimal tampaknya tidak mungkin, tim Lunar Flashlight memutuskan untuk mencoba melewati bulan menggunakan daya dorong yang tersisa yang dapat diberikan oleh sistem propulsi," jelas NASA.

“Upaya baru ini dirancang untuk membawa CubeSat ke orbit Bumi yang tinggi, yang mencakup terbang lintas berkala ke Kutub Selatan bulan sebulan sekali untuk mengumpulkan data," imbuhnya.

Terakhir, NASA memperhitungkan Lunar Flashlight akan dapat mulai mengumpulkan data pada Juni. Untungnya, semua instrumen dan sistem perangkat keras lainnya di pesawat ruang angkass itu tidak terpengaruh dan berfungsi dengan baik.