JAKARTA - NASA telah memilih pembuat roket asal AS, Firefly Aerospace, untuk menempatkan lander di sisi jauh bulan pada tahun 2026 dengan kontrak senilai hampir 112 juta dolar AS (Rp1,7 triliun), baru-baru ini.
"Lander komersial akan mengirimkan dua muatan agensi, serta satelit relai komunikasi dan data untuk orbit bulan, yang merupakan kolaborasi ESA (European Space Agency) dengan NASA," kata badan antariksa AS itu seperti dikutip Reuters.
Firefly is GO for a mission to the Dark Side of the Moon! We’ve been awarded a 2nd NASA contract, delivering payloads to lunar orbit and on the far side of the Moon, building the infrastructure for ongoing lunar opportunities and planetary exploration. https://t.co/B8p00l1tRl pic.twitter.com/PnsbpOqfrL
— Firefly Aerospace (@Firefly_Space) March 14, 2023
Kontrak tersebut merupakan bagian dari inisiatif Commercial Lunar Payload Services (CLPS) program Artemis - upaya untuk mendeploy lunar landers yang dibangun secara swasta untuk mempelajari permukaan bulan sebelum manusia mendarat di sana dalam beberapa tahun ke depan.
BACA JUGA:
NASA memberikan penghargaan serupa sebesar 73 juta dolar AS (Rp1,1 triliun) kepada perusahaan perangkat lunak pesawat ruang angkasa Draper tahun lalu untuk mengirimkan muatan sains dan teknologi ke sisi jauh bulan pada tahun 2025.
Firefly, yang mencapai orbit untuk pertama kalinya pada Oktober tahun lalu, telah menghadapi kesulitan selama bertahun-tahun, termasuk penyelamatan dari kebangkrutan pada tahun 2017 oleh pengusaha kelahiran Ukraina, Max Polyakov's Noosphere Ventures.
NASA memberikan penghargaan sebesar 93,3 juta dolar AS (Rp1,4 triliun) kepada Firefly yang berbasis di Cedar Park, Texas pada tahun 2021 untuk membawa sepuluh investigasi sains dan demonstrasi teknologi ke bulan pada tahun 2023.