Bagikan:

JAKARTA - Selama bertahun-tahun, NASA mengembangkan sebuah cangkir yang dapat digunakan di luar angkasa, untuk menyimpan cairan di tempatnya bahkan saat tidak ditutup. Dan sekarang, mereka berhasil mencapainya.

Dijuluki Space Cup, berupa cangkir yang dirancang khusus menggunakan konsep dinamika fluida untuk meniru efek gravitasi di luar angkasa.

Tujuannya, cangkir dirancang untuk meminum cairan di ruang angkasa dengan cara yang mirip dengan di Bumi. Cangkir ini, dapat digunakan untuk cairan sederhana seperti air dan jus hingga cairan yang lebih kompleks seperti kakao, kopi, espresso, dan smoothie buah.

Dalam video yang diunggah lewat Twitter @ISS_Research, demo menunjukkan astronot NASA Nicole Mann menuangkan kopi dari kantong ke dalam Space Cup saat berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Demo ini adalah bagian dari Eksperimen Aliran Kapiler NASA. Hebatnya, kopi itu tidak tumpah dari cangkir bahkan ketika dia membalikkan cangkirnya.

Cangkir itu, menurut NASA dirancang khusus menggunakan efek gabungan dari tegangan permukaan, pembasahan, dan geometri cangkir alih-alih mengandalkan gravitasi, dan para astronot bisa meminum cairan dengan mudah.

Untuk itu, yang perlu astronot lakukan hanyalah meletakkan mulut mereka di bagian atas Space Cup dan kopi secara otomatis akan ditarik ke dalam mulut mereka karena aksi kapiler.

Beberapa contoh umum dari aksi kapiler anti-gravitasi adalah bagaimana air bergerak ke atas melalui kertas tisu saat ditempatkan di permukaan air, atau bagaimana air bergerak ke atas melalui tanaman dari akarnya.

NASA mengharapkan studi Minuman Kapiler ini dapat membuat minum lebih mudah dalam gayaberat mikro dan juga mengurangi berat dan ukuran kantong cairan yang dikirim ke luar angkasa.

Eksperimen tersebut, dikatakan NASA memiliki potensi pengembalian pendidikan dan penjangkauan publik yang signifikan serta data sains terapan.

Paten Space Cup diberikan pada 2011 oleh astronot Don Pettit dengan ahli matematika Paul Concus dan Robert Finns.