Bagikan:

JAKARTA - Pesawat ruang angkasa Rusia yang berlabuh di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) telah bocor pada Sabtu pagi, 11 Februari. Dijuluki Progress 82, ia rencananya akan dibuang di atmosfer Bumi minggu ini.

Diungkapkan badan antariksa Rusia, Roscosmos dalam saluran Telegram-nya di mana kapal kargo Progress 82 yang sekarang berada di ISS telah kehilangan tekanan kabin.

NASA kemudian membantu rekan Internasionalnya menyelidiki masalah tersebut, dan mengatakan depresurisasi itu karena kebocoran cairan pendingin.

"Alasan hilangnya pendingin di pesawat ruang angkasa sedang diselidiki. Palka antara Progress 82 dan stasiun terbuka, dan suhu serta tekanan di dalam stasiun semuanya normal," ungkap NASA dalam keterangan resminya yang dikutip Senin, 13 Februari.

"Para pejabat memantau semua sistem Stasiun Luar Angkasa Internasional dan tidak melacak masalah lain," imbuhnya.

Dikatakan NASA, insinyur di Pusat Kontrol Misi Rusia di luar Moskow-lah yang mencatat depresurisasi di loop pendingin kapal kargo Progress 82 yang tidak dipiloti, berlabuh ke modul Poisk yang menghadap ke luar angkasa di stasiun.

NASA juga menekankan, insiden itu tidak menimbulkan bahaya bagi awak yang berada di ISS, "Para kru, yang diberitahu tentang kebocoran loop pendingin, tidak dalam bahaya dan melanjutkan operasi normal stasiun ruang angkasa," jelas NASA.

Saat ini penyebab kebocoran sedang diselidiki. Progress 82 tanpa awak (juga dikenal sebagai Progress MS-21) tiba pada akhir Oktober tahun lalu membawa beberapa ton makanan, bahan bakar, dan perbekalan.

Progress tidak digunakan untuk membawa manusia. Sekarang kapal kargo tersebut sedang dikemas untuk dibuang yang nantinya akan terbakar di atmosfer bumi pada 17 Februari.

Terpenting, para kru yang terdiri dari tiga astronot NASA, satu astronot Jepang, dan tiga kosmonot Rusia selamat dari insiden tersebut.

Ini adalah insiden kedua serupa dalam beberapa bulan terakhir setelah pesawat ruang angkasa Soyuz MS-22 yang juga dimiliki Rusia dan terpasang di ISS memuntahkan cairan pendingin dari kebocoran pada Desember tahun lalu.

Soyuz MS-22 yang bocor, dinyatakan NASA dan Roscomos tidak layak untuk membawa kru kembali ke Bumi, sehingga memerlukan rencana baru untuk membawa pulang astronot NASA Frank Rubio dan kosmonot Rusia Sergey Prokopyev dan Dmitry Petelin.

Keduanya kemudian menyusun rencana untuk mengirim Soyuz baru pada Februari ini dan melepaskan Soyuz MS-22 tanpa awak. NASA dan Roscomos menduga mikrometeorit atau batu luar angkasa kecil mungkin telah menyebabkan kebocoran tersebut.

Kebocoran pada pesawat kargo Progress 82 tidak mengkhawatirkan seperti kebocoran Soyuz, tetapi kombinasi keduanya yang begitu berdekatan kemungkinan akan memicu pengawasan ketat terhadap pesawat ruang angkasa besutan Rusia, terutama saat peluncuran pengganti Soyuz semakin dekat.