SpaceX Falcon 9 Bawa Pendarat Jepang, Penjelajah Arab dan Transformer ke Bulan
HAKUTO-R atau M1 ke Bulan (foto: dok. Ispace)

Bagikan:

JAKARTA - SpaceX dengan Falcon 9-nya kembali membawa misi luar angkasa, tetapi kali ini bukan NASA sebagai misi utama. Dia membawa pesawat ruang angkasa milik Ispace yang berbasis di Jepang dan robot mirip transformer beroda dua milik badan antariksanya JAXA, serta robot penjelajah dari United Arab Emirates (UAE).

Pesawat ruang angkasa atau robot pendarat itu dijuluki HAKUTO-R (M1), membawa robot penjelajah Rashid yang dibangun oleh Mohammed bin Rashid Space Center (MBRSC), UAE. Dia dinamai dari mendiang Sheikh Rashid Al Saeed, mantan penguasa Dubai.

Misi ini diluncurkan pada Minggu kemarin pukul 2:38 waktu setempat dari Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral di Florida, Amerika Serikat (AS).

Ketiga robot itu dijadwalkan tiba pada April 2023 untuk mendarat di kawah Atlas bagian timur laut bulan. Jika itu berhasil, M1 juga akan menjadi pesawat ruang angkasa komersial pertama yang melakukan pendaratan terkontrol di Bulan.

Misi tersebut mengambil rute energi rendah ke Bulan terbang 1 juta mil dari Bumi. M1 sendiri dirancang sebagai pesawat ruang angkasa yang hemat energi, hemat biaya, dan menyisakan lebih banyak ruang untuk kargo.

Sesampainya di sana, M1 akan menghabiskan satu hari bulan (setara dengan 14,75 hari di Bumi) di permukaan, melakukan operasi utamanya. M1 akan menghabiskan hari lunar kedua saat melakukan operasi sekunder, untuk memeriksa apakah Rashid akan bertahan di lingkungan malam hari yang keras di Bulan, sebelum dinonaktifkan.

Rashid sendiri telah dirancang untuk menahan malam di Bulan, ketika suhu mencapai serendah minus 183 derajat Celcius atau minus 297,4 derajat Fahrenheit. Dia akan menganalisis plasma di permukaan bulan dan melakukan eksperimen untuk memahami lebih banyak tentang debu bulan.

Partikel debu bulan yang sangat tajam dapat menempel dan mengikis pakaian dan peralatan antariksa, menyebabkan masalah operasional bagi astronot ke depannya.

Lebih lanjut, Rashid sepenuhnya bertenaga surya dan dilengkapi dengan empat kamera, termasuk kamera mikroskopis dan terma. Robot penjelajah itu beroda empat dan memiliki bobot 10kg. Itu dirancang oleh tim yang sepenuhnya orang Emirat.

Selain itu, M1 juga membawa robot seukuran bola berwarna oranye milik JAXA yang akan berubah menjadi robot beroda dua di Bulan, mirip transformer.

Dia ditenagai baterai solid state, komputer penerbangan perusahaan dengan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi fitur geologis yang dilihat oleh Rashid dan kamera 360 derajat.

Tidak sampai di situ, pada penerbangan ini bukan hanya Jepang dan UAE yang menumpang, ada pula misi kecil NASA, Lunar Flashlight, yang akan memasuki orbit elips di sekitar Bulan.

Lunar Flashlight akan menggunakan laser inframerah untuk menyelidiki kawah yang dalam dan gelap di wilayah kutub bulan.

Melansir CNN Internasional, Senin, 12 Desember, MBRSC juga menggunakan misi tersebut untuk memicu rencana ambisius untuk koloni Mars. Ia berharap dapat membangun pemukiman manusia pertama di Planet Merah pada 2117.

Sebagai informasi, misi anyar ke Bulan ini tak berselang lama dari misi Artemis I NASA yang menerbangkan pesawat ruang angkasa Orion untuk melakukan perjalanan ke orbit Bulan selama 25 hari. Sekarang, Orion telah kembali ke Bumi kemarin dan mendarat di Samudra Pasifik.