Telstra Alami Kebocoran Data Terbesar, 132 Ribu Pelanggan di Australia Terdampak
Kepala keuangan Telstra, Michael Ackland , akui adanya kebocoran data. (foto: twitter @MichaelAckland3)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan telekomunikasi terbesar Australia, Telstra Corp Ltd mengatakan pada Minggu 11 Desember bahwa 132.000 pelanggan terkena dampak kesalahan internal yang menyebabkan pengungkapan rincian pelanggan.

Telstra, yang memiliki 18,8 juta akun pelanggan yang setara dengan tiga perempat populasi Australia, mengatakan tinjauan internal menemukan bahwa detailnya tersedia untuk umum karena "ketidaksejajaran database".

Telstra merujuk Reuters ke posting blog perusahaan, yang diterbitkan pada Jumat, 9 Desember yang mengatakan "nama, nomor, dan alamat beberapa pelanggan" dicantumkan padahal seharusnya tidak.

 "Kami menghapus detail pelanggan yang terkena dampak yang teridentifikasi dari layanan Bantuan Direktori dan versi online dari Halaman Putih," kata kepala keuangan Telstra, Michael Ackland dalam sebuah pernyataan.

Pengungkapan yang salah terjadi setelah perusahaan pada Oktober lalu mengalami apa yang disebutnya pelanggaran data kecil, yang menghubungkannya dengan gangguan pihak ketiga yang mengungkap beberapa data karyawan kembali ke tahun 2017.

Email staf internal Telstra menyebutkan jumlah karyawan saat ini dan mantan karyawan yang terkena pelanggaran itu sebanyak 30.000.

 Mengenai masalah saat ini, Ackland mengatakan "tidak ada aktivitas dunia maya yang terlibat".

"Melindungi privasi pelanggan kami sangat penting dan ini merupakan pelanggaran kepercayaan yang tidak dapat diterima," ujarnya seperti dikutip Reuters.

"Kami sedang dalam proses menghubungi setiap pelanggan yang terkena dampak untuk memberi tahu mereka apa yang telah terjadi," tambahnya.

Sektor telekomunikasi, keuangan, dan pemerintah Australia berada dalam siaga tinggi sejak Optus, yang dimiliki oleh Singapore Telecommunications Ltd, mengungkapkan pada 22 September bahwa pelanggaran sistem mungkin telah membahayakan hingga 10 juta akun.

Data yang terungkap dalam pelanggaran itu, diambil sebagai bagian dari peretasan yang canggih, termasuk alamat rumah, SIM, dan nomor paspor yang merupakan salah satu pelanggaran keamanan dunia maya terbesar di Australia.