JAKARTA - Di tengah-tengah rencana Microsoft untuk melakukan Pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10.000 karyawannya, dalam laporan hasil pendapatan tahun 2022, Microsoft berhasil mengantongi keuntungan sebesar 52,7 miliar AS atau Rp788 triliun.
Jumlah tersebut meningkat sebanyak dua persen dari tahun sebelumnya, meskipun menurut catatan Engadget, jumlah tersebut sedikit meleset dari perkiraan analis, yaitu sebesar 52,9 miliar dolar AS atau Rp791 triliun.
“We are committed to helping our customers use our platforms and tools to do more with less today and innovate for the future in the new era of AI.” – Satya Nadella
Read the full Microsoft’s Q2 earnings release here: https://t.co/04GZeV9mSb
— Microsoft (@Microsoft) January 24, 2023
Meskipun pasar PC sedang goyah, Amy Hood, wakil presiden eksekutif dan kepala keuangan Microsoft mengatakan bahwa perusahaan berhasil menunggangi pendapatan cloud yang sangat tinggi selama bertahun-tahun. Bisnis cloud Microsoft naik 22 persen dari tahun ke tahun, mencapai 27,1 miliar dolar AS atau Rp405 triliun.
BACA JUGA:
“Gelombang komputasi besar berikutnya sedang lahir, karena Microsoft Cloud mengubah model AI tercanggih di dunia menjadi platform komputasi baru. Kami berkomitmen untuk membantu pelanggan kami menggunakan platform dan alat kami untuk melakukan lebih banyak dengan lebih sedikit hari ini dan berinovasi untuk masa depan di era baru AI," kata Satya Nadella, ketua dan kepala eksekutif Microsoft dalam pernyataan yang dibagikan di website resminya.
Memasuki era baru AI, Microsoft telah dikabarkan akan menginvestasikan dana sebesar 10 miliar dolar AS (Rp150,3 triliun) ke OpenAI, pembuat alat AI populer seperti ChatGPT dan DALL-E 2.
Perusahaan juga berencana untuk segera menambahkan ChatGPT ke layanan Azure OpenAI, dan dilaporkan berencana untuk mengintegrasikan teknologi tersebut di Bing, mesin pencari milik perusahaan.