Italvolt Dapatkan Lisensi dari StoreDot untuk Pembuatan Baterai Mobil Pengisian Cepat
Baterai Italvolt dapatkan lisensi pengisian cepat dari StoreDot. (foto: twitter @italvolt)

Bagikan:

JAKARTA - Pembuat baterai kendaraan listrik Italvolt akan mendapatkan lisensi teknologi baterai pengisian cepat dari perusahaan rintisan Israel, StoreDot, untuk memproduksi baterai lithium-ion di pabrik yang akan dibangun di Italia. Hal ini dikatakan oleh perusahaan tersebut pada Senin, 16 Januari.

“Italvolt akan membatasi jumlah minimum baterai yang diproduksi di pabrik untuk bisnis dan pelanggan StoreDot,” kata pernyataan Italvolt, tanpa menyebutkan jumlahnya.

StoreDot, yang investornya termasuk divisi truk Daimler, sekarang Mercedes-Benz, BP, VinFast, Volvo, Polestar  dan Samsung, mengembangkan sel baterai pengisian cepat untuk mobil listrik menggunakan elektroda kaya silikon yang memungkinkan sel mengisi daya lebih cepat.

Mereka ingin membuat sel yang mampu memberikan jangkauan 100 mil (161 km) dengan pengisian daya hanya 5 menit saja pada tahun 2024. Kecepatan ini, turun menjadi 2 menit pada tahun 2032, yang akan membuat kendaraan listrik (EV) lebih menarik bagi calon pelanggan yang terhalang oleh waktu pengisian yang lebih lama seperti saat ini.

Kemampuan pengisian cepat juga memungkinkan produsen kendaraan listrik memasang paket baterai yang lebih kecil sehingga menurunkan biaya mobil mereka.

Saat ini, StoreDot melisensikan teknologi kepada mitra produksinya EVE Energy untuk memproduksi baterai di China dan mengirimkannya ke pelanggan di China dan Korea.

“Kemitraan ini akan menyediakannya dengan mitra manufaktur yang lebih dekat dengan pelanggan di Eropa,” kata Kepala Eksekutif, Doron Myersdorf, kepada Reuters.

Italvolt adalah salah satu dari segelintir startup baterai yang mencoba mengumpulkan uang dan membangun industri baterai lokal Eropa untuk bersaing dengan raksasa Asia yang mendominasi penjualan global.

Perusahaan, yang didirikan oleh Lars Carlstrom, sedang dalam pembicaraan dengan investor institusional untuk pendanaan 500 juta euro (Rp 8,1 triliun) secara bertahap selama tahun 2023, yang dapat digunakan untuk memulai produksi. Secara total, pabrik 45 gigawatt-jam akan menelan biaya hingga 3 miliar euro (Rp 49,1 triliun) .

Perusahaan juga sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah Italia untuk pendanaan, tetapi mengatakan "terlalu dini untuk membagikan angka pastinya."