Bagikan:

JAKARTA - Pabrikan mobil listrik Polestar, merek Sino-Swedia yang dimiliki bersama oleh Volvo Cars dan perusahaan induknya Geely baru saja memamerkan teknologi terbaru mereka yang memungkinkan pengisian daya super cepat. Teknologi ini diberi nama Extreme Fast Charging (XFC), mampu mengisi daya hingga 370kW pada prototipe mobil Polestar 5.

Mengutip rilis perusahaan, 29 April, teknologi yang dikembangkan bersama perusahaan baterai Storedot ini menggunakan sel yang didominasi silikon. Sel ini memungkinkan pengisian daya pada kecepatan tinggi tanpa merusak baterai.

Untuk diketahui, StoreDot adalah pionir baterai kendaraan listrik pengisian cepat ekstrem (XFC) yang mengatasi hambatan penting dalam adopsi kendaraan listrik arus utama – jangkauan dan kecemasan pengisian daya. Perusahaan ini telah merevolusi baterai Li-ion konvensional dengan berinovasi dan mensintesis senyawa organik dan anorganik yang dipatenkan, dioptimalkan oleh algoritma Kecerdasan Buatan, memungkinkan pengisian daya kendaraan listrik dalam waktu kurang dari 10 menit.

4

XFC yang diuji coba ini menawarkan peningkatan mekanisme dan pendinginan yang lebih baik dengan bobot yang lebih ringan. Sel baterainya pun diklaim lebih ringan dibanding baterai mobil listrik konvensional dan lebih mudah didaur ulang.

Sementara, dilansir dari Autocar, jika teknologi ini berhasil diimplementasikan pada Polestar 5 saat peluncuran nanti, maka kecepatan pengisiannya akan melampaui mobil listrik produksi massal dengan kemampuan pengisian tercepat saat ini di Inggris, yakni Porsche Taycan (320kW).

Polestar mengklaim teknologi XFC menawarkan konsistensi kecepatan pengisian yang lebih baik. Hasil pengujian menunjukkan kecepatan pengisian stabil di angka 310kW dengan puncak mencapai 370kW - jauh melebihi kemampuan pengisi daya publik manapun di Inggris saat ini.

2

Menurut Polestar, teknologi ini setara dengan menambahkan daya jelajah sejauh 320 kilometer pada baterai 77kWh hanya dalam 10 menit. Ke depannya, teknologi ini juga akan kompatibel dengan baterai berkapasitas lebih besar, yakni 100kWh.

CEO Polestar, Thomas Ingenlath, menyebut teknologi ini dapat mengatasi salah satu kelemahan terbesar mobil listrik di mata masyarakat, yaitu lamanya waktu pengisian daya dibanding mobil bensin atau diesel.

“Waktu adalah kemewahan terbesar dalam hidup. Sebagai produsen mobil berperforma tinggi bertenaga listrik, kami perlu mengambil langkah selanjutnya untuk mengatasi salah satu hambatan terbesar kepemilikan mobil listrik: kecemasan pengisian daya,” ujar Ingenlath.

Alhasil, dengan teknologi baru ini, tambahnya, pengemudi tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mengisi daya mobil saat bepergian jauh. Mereka dapat kembali melanjutkan perjalanan lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Bahkan, waktu yang dihabiskan untuk pengisian daya akan lebih mendekati kebiasaan pengemudi mobil bensin saat ini.