NASA Nostalgia Misi Artemis I Orion, Unggah Video Bumi Muncul di Belakang Bulan
Gambar Bumi muncul di belakang Bulan. (foto: Tangkapan Layar Twitter @NASA / Citra)

Bagikan:

JAKARTA - Selama misi Artemis I, pesawat ruang angkasa Orion yang mengorbit Bulan banyak menyuguhkan gambar yang luar biasa dari atas sana, dan belum lama ini NASA membagikan kembali rekaman perjalanan Orion.

Rekaman yang diabadikan pada 28 November lalu itu menunjukkan, Bumi muncul di belakang Bulan. NASA membagikan rekaman tersebut di laman Twitter resminya.

"Pada 28 November, pesawat ruang angkasa Orion kami menangkap Bumi yang terbit di belakang Bulan. Uji coba penerbangan #Artemis I terjadi sekitar 50 tahun setelah foto Bumi "Blue Marble" Apollo 17 yang ikonis diambil," tweet @NASA.

NASA juga menjelaskan mengapa peristiwa ini bisa terjadi, “Gelombang kecil itu karena kamera berada dalam posisi tetap pada susunan surya pesawat ruang angkasa sementara Bulan dan Bumi terus bergerak dalam orbitnya relatif terhadap Orion,” ujar @NASA.

NASA menambahkan rekaman itu diputar 900 kali kecepatan aslinya. NASA History Office juga membagikan gambar ikonik Earthrise yang ditangkap tepat 54 tahun sebelumnya selama misi Apollo 8 pada 1968.

Misi Artemis I tanpa awak itu dimulai pada 16 November dan diakhiri dengan Orion yang jatuh di lepas pantai California, AS pada 11 Desember lalu.

Selama berada di luar angkasa, Orion datang hanya dalam jarak 80 mil dari permukaan bulan sebelum memasuki orbit yang membawanya sejauh 268.553 mil dari Bumi, satu titik lebih jauh daripada yang pernah dilakukan oleh pesawat ruang angkasa mana pun.

Misi selanjutnya, hanya berselang beberapa tahun dari sekarang yang akan membawa astronot ke Bulan dengan Orion pada misi Artemis II.

Setelah itu, dalam misi yang bisa berlangsung paling cepat pada 2025, NASA akan menggunakan Orion dalam misi Artemis III yang menempatkan wanita pertama dan orang kulit berwarna pertama di permukaan bulan.

Terkahir, misi paling ambisius NASA yakni berencana untuk membangun pangkalan di Bulan, di mana para astronot dapat menghabiskan waktu lama menjelajahi permukaan bulan.

Melansir Digital Trends, Selasa, 27 Desember, badan antariksa AS itu juga ingin menggunakan Bulan sebagai batu loncatan untuk misi berawak pertama ke Mars pada 2030-an.